TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpaksa membatalkan kunjungannya ke acara “Sail Wakatobi-Belitong 2011” di Provinsi Bangka-Belitung. Yudhoyono hendak memusatkan perhatiannya pada perombakan kabinet, yang akan diumumkan sebelum 20 Oktober mendatang.
Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, berharap masyarakat memahami alasan tersebut. Acara kebaharian nasional tahunan ini berlangsung selama dua hari, Rabu dan Kamis ini. "Sore ini (kemarin) diputuskan kunjungan ke Sail Wakatobi dialihkan kepada Wakil Presiden," kata Julian kemarin.
Ia menjelaskan, Presiden membahas reshuffle secara maraton dengan harapan segera rampung. Namun, Julian menambahkan, Yudhoyono belum melibatkan partai politik dalam pembahasan kocok ulang menteri Kabinet Indonesia Bersatu II itu. Ia menyatakan tak mengetahui konfigurasi anggota kabinet hasil reshuffle mendatang.
Yang pasti, menurut Julian, Presiden resah atas maraknya spekulasi pergantian menteri. Spekulasi itu telah membuat kegaduhan dan persepsi yang negatif dari berbagai kalangan. "(Spekulasi) menimbulkan kontroversi dan hiburan tak lucu," ucapnya.
Ihwal perombakan kabinet, Yudhoyono, ketika menjamu Presiden Slovakia Ivan Gasparovic dua hari lalu, sempat melempar pertanyaan kepada wartawan yang bertugas di Istana, "Sudah dapat bocoran, belum?" Wartawan pun menjawab, "Belum, Pak." Presiden menimpali dengan tersenyum sambil berlalu.
Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengatakan Presiden tak harus memilih calon menteri dari partai politik. "Penekanannya harus pada kemampuan, bukan pada asal partai," ujarnya seusai dialog di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, kemarin.
Menurut Aburizal, komunikasi dengan Presiden mengenai reshuffle telah berlangsung. Golkar, kata dia, tetap sebagai partai koalisi pendukung pemerintah.
Maka, Golkar bakal mendukung setiap upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Ketua Partai Golkar Bidang Politik dan Hukum, Priyo Budi Santoso, mengingatkan Presiden agar dalam menyusun kabinet mempertimbangkan profesionalisme calon menteri. Presiden, kata Priyo, sebaiknya menyingkirkan pertimbangan politis. "Perombakan kabinet bertujuan menuntaskan pekerjaan yang belum selesai," ia menjelaskan.
EKO ARI WIBOWO | IRA GUSLINA | JOBPIE S