TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat, mengaku setuju dengan pernyataan Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo agar ekspor lebih digenjot dan sebaliknya berhati-hati ketika melakukan impor. "Memang laju impor perlu dikendalikan, tapi hanya pada produk tertentu, terutama barang konsumsi. Sedangkan produk yang dibutuhkan industri yang nantinya untuk orientasi ekspor jangan dilarang impor," katanya, Rabu, 12 Oktober 2011.
Justru untuk sejumlah produk yang dibutuhkan sebagai bahan baku industri dalam negeri, pemerintah semestinya memberi kemudahan impor. "Jadi, mesti dipilah-pilah mana yang dicegah impornya mana yang dipermudah," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan perjanjian perdagangan bebas yang diteken pemerintah bertujuan untuk lebih mendorong ekspor ketimbang impor. “Kita harus budayakan untuk tidak mudah melakukan impor,” katanya tadi malam.
Oleh karena itu, pemerintah selalu mengevaluasi perjanjian perdagangan bebas yang sudah ditandatangani. “Kita harus mengevaluasi setiap perjanjian.”
Menurut Agus, tujuan perjanjian perdagangan bebas adalah menciptakan surplus pada neraca perdagangan. Maka, pengusaha nasional disarankan memperluas pasar internasional, namun tetap memperhatikan pasar dalam negeri. “Selain memperluas pasar, juga harus mempersiapkan aspek nontarif barrier untuk menjaga agar kompetisi sehat,” ujarnya.
Pertentangan pada impor menjadi perdebatan di kalangan menteri. Kemarin Menteri Pertanian Suswono kecewa dengan impor kentang yang diizinkan oleh Kementerian Perdagangan. Suswono kecewa lantaran tidak pernah diajak dalam pembahasan impor itu. Akibatnya, harga kentang jatuh dan petani enggan menanam kentang. “Harga murah sehingga tidak membangkitkan semangat menanam kentang.”
Menurut Suswono, Kementerian Perdagangan seharusnya menanyakan kebutuhan kentang dalam negeri kepada institusinya. Kalaupun kekurangan kentang, Suswono menambahkan, sebaiknya impor bukan pada kentang, tetapi pada benih kentang.
AGUNG SEDAYU | AKBAR TRI KURNIAWAN