TEMPO Interaktif, Tuban - Aparat Kepolisian Resor Tuban, Jawa Timur, memperketat pengawasan jalur lalu lintas di kawasan pantai utara (Pantura) sepanjang 60 kilometer, mulai dari Kecamatan Widang, Palang, Tambakboyo, hingga perbatasan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Kepala Kepolisian Resor Tuban Ajun Komisaris Besar Polisi I Nyoman Lastika menjelaskan pengketatan pengawasan dilakukan setelah adanya informasi empat pelaku terorisme melakukan pelarian dari Kabupaten Pacitan menuju Kabupaten Trenggalek untuk kemudian menuju Seranag, Jawa Tengah.
Menurut Lastika, empat pelaku terorisme itu adalah Hr, 21 tahun, dengan ciri-ciri kulit sawo matang dan tinggi sekitar 155 sentimeter; Ch, 22 tahun, kulit sawo matang dengan rambut disisir ke belakang; Im, 24 tahun, kulit hitam, rambut keriting, dengan logat mirip bahasa Ambon atau Papua; serta Ag, 26 tahun, tinggi sekitar 160 sentimeter. Empat orang tersebut diduga membawa bom tempel dan lempar serta rompi antipeluru.
Lastika menyatakan pula bahwa pengketatan pengawasan ini setelah berkoordinasi dengan Kepolisian Jawa Timur serta Detasemen Khusus 88. ”Jalur Pantura sudah rutin kami razia. Tapi berkaitan dengan informasi pelarian teroris, tugas kami mem-back-up,” katanya kepada Tempo, Minggu, 16 Oktober 2011.
Berdasarkan informasi yang diterima Polres Tuban, empat anggota teroris tersebut setelah tiba di Trenggalek akan bergerak menuju Semarang. Mereka akan melewati jalur Pantura, yakni Lamongan, Tuban, dan Rembang. Jalur lainnya adalah melalui jalur tengah, yakni Ngawi. Bahkan juga melalui Bojonegoro, Cepu, Blora, untuk kemudian ke Semarang.
Karena bersifat rahasia, Lastika tidak bersedia menjelaskan lebih terperinci ihwal informasi pelarian empat pelaku terorisme tersebut.
Selain melakukan pengketatan pengawasan jalur lalu lintas, aparat Polres Tuban juga sudah melakukan penyisiran di rumah-rumah kos, penginapan, hotel, juga di tempat yang dianggap mencurigakan.
Sementara itu, Komando Distrik Militer (Kodim) Bojonegoro juga menurunkan tim intelijen untuk membantu polisi mengawasi pelarian para teroris. Apalagi pekan lalu diterima informasi tentang seorang warga di Kecamatan Kota Bojonegoro yang dicurigai ada hubungan dengan kasus peledakan di sejumlah kota di Indonesia.
Komandan Kodim Bojonegoro Letnan Kolonel Taufik Risnendar menjelaskan tim intelijen Kodim bertugas menyerap warga berinisial A tersebut. A sudah sekitar enam tahun tidak pulang ke rumahnya. “Tapi data yang kami kumpulkan kami serahkan kepada polisi,” ujarnya.
Taufik menegaskan aparatnya akan terus ditugaskan untuk ikut memantau pergerakan para teroris yang keluar-masuk di Bojonegoro. Apalagi di Kabupaten Bojonegoro terdapat sejumlah tempat yang perlu mendapatkan perhatian. Namun Taufik enggan menyebutkannya.
SUJATMIKO