TEMPO Interaktif, Jakarta:- Raut semringah terlihat terpancar di wajah Djan Farid saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin 17 Oktober 2011.Djan diplot menjadi pendatang baru dalam Kabinet Indonesia Bersatu II hasil perombakan bersama lima orang lainnya. Keenam calon menteri itu dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Istana Negara.
Djan saat ini adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI). Dia direncanakan menduduki pos Menteri Perumahan Rakyat menggantikan Suharso Manoarfa. Lahir di Jakarta, 5 Agustus 1950, lulusan Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Tarumanegara ini pernah menjabat Ketua Umum PWNU DKI Jakarta.
Namanya mencuat saat Partai Hanura mengusungnya sebagai calon Gubernur DKI menggantikan Fauzi Bowo untuk pemilihan tahun depan. Jabatan menteri ini akhirnya membatalkan niatnya itu. "Enggak jadi nyalon, (karena) dapat tugas yang lebih berat."
Wajah baru lainnya adalah Azwar Abubakar, yang diplot sebagai calon Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggantikan E.E. Mangindaan. Lahir di Banda Aceh, 21 Juni 1952, Azwar adalah sarjana arsitektur Institut Teknologi Bandung dan S-2 magister manajemen Unsyiah. Mantan Wakil Gubernur Aceh (2000-2004) dan pelaksana tugas Gubernur Aceh ( 2005) ini terakhir adalah anggota Komisi I DPR.
Selain keduanya, nama-nama lain relatif sudah dikenal publik. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wirjawan, yang akan menggantikan Mari Elka Pangestu sebagai Menteri Perdagangan, misalnya, tak asing lagi bagi masyarakat.
Lahir di Jakarta, 21 September 1965, Gita menyelesaikan S-2 jurusan public administration di Harvard University dan lulus pada 2000. Ia pernah berkarier di Goldman Sachs Singapura, ST Telekomunikasi Singapura, dan Presiden Direktur JP Morgan Indonesia sebelum mendirikan Ancora Capital. "Saya diminta Bapak Presiden menjalankan tugas baru sebagai Menteri Perdagangan, dan dengan senang hati saya terima tugas dan amanah tersebut," katanya.
Kemudian ada nama anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, yang menjadi calon Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menggantikan Patrialis Akbar. Lahir di Ujungpandang, Sulawesi Selatan, 27 Mei 1941, Amir adalah doktor bidang hukum Universitas Indonesia yang dikenal sebagai pengacara andal. Ia pernah menangani berbagai kasus, seperti saat Tempo digugat oleh Probosutedjo (1986), kasus ratu ekstasi Zarima Mirafsur (2003), dan “Buloggate” Akbar Tandjung (2002).
Nama lain adalah Direktur Utama PLN Dahlan Iskan, yang menjadi calon Menteri Badan Usaha Milik Negara menggantikan Mustafa Abubakar. Dahlan Iskan lahir di Magetan, 17 Agustus 1951, pernah bekerja di majalah Tempo (1976) dan lalu menjadi CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network (1982).
Nama terakhir adalah Letnan Jenderal TNI Marciano Norman, yang diplot sebagai Kepala Badan Intelijen Negara menggantikan Jenderal (Purn) Sutanto. Pria kelahiran Banjarmasin, 28 Oktober 1954, tersebut sekarang menjabat Komandan Komando Pendidikan dan Latihan. Berbagai jabatan strategis pernah disandang salah satu lulusan terbaik Akabri 1978 tersebut.
Sebelum dilantik pada 19 Oktober besok, keenamnya akan mengikuti tes kesehatan hari ini di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto.
EVAN | MUNAWWAROH | IRA GUSLINA | ILHAM