TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menyambut baik Djan Faridz menjadi calon menteri. Menurut Said Aqil, Djan bisa tetap menjadi Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta. "Dia kader NU dan juga pengusaha properti," kata dia, Selasa, 18 Oktober 2011.
Di NU, dia melanjutkan, tidak masalah pengurusnya merangkap jabatan menjadi menteri. Djan diplot menjadi Menteri Perumahan Rakyat menggantikan Suharso Manuarfa yang mengundurkan diri karena kemelut rumah tangga. “Menurut aturan di NU, tidak masalah rangkap jabatan, kecuali jabatan itu melalui proses pemilihan,” ucap Said.
Said mencontohkan jenis jabatan yang tak boleh dirangkap dalam organisasi NU, yakni jabatan politik yang diperoleh melalui pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah. Namun, dalam Pasal 51 ayat 4 dan 5 Anggaran Rumah Tangga NU disebutkan bahwa rangkap jabatan politik yang tidak diperbolehkan termasuk jabatan menteri.
Said mengatakan, secara tidak langsung dirinya ikut berperan di balik munculnya nama Djan sebagai calon menteri. “Sekitar dua bulan lalu saya sempat bertemu Presiden dan meminta agar ada menteri yang benar-benar dari NU, bukan orang NU yang berangkat dari partai politik,” katanya.
Beberapa menteri dari partai yang juga kader NU, menurutnya, tidak murni merepresentasikan keterwakilan NU di jajaran kabinet seperti Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. Selain disodorkan NU, Djan juga merupakan representasi Partai Persatuan Pembangunan.
Said menilai sosok Djan cocok jadi Menteri Perumahan Rakyat. “Dia pengusaha sukses dan mungkin orang terkaya di NU. Kontribusinya ke NU sangat besar,” katanya. Djan adalah pengusaha kelahiran Jakarta, 5 Agustus 1950. Selain menjabat sebagai Ketua NU DKI Jakarta periode 2011-2016, ia juga menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah 2009-2014.
Direktur Utama PT Priamanaya Djan International ini juga menjadi Bendahara Forum Ulama Habaib Betawi dan Ketua Kompartemen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta Raya.
“Sejak dulu, saya banyak bergaul dengan tokoh politik, namun tidak pernah memiliki ambisi sedikit pun untuk menjadi anggota legislatif. Pada akhirnya, tahun 2008 saya terkesan dan empati terhadap dukungan yang begitu kuat kepada saya untuk mengemban amanah sebagai anggota DPD,” tulis Djan dalam situs pribadinya.
ISHOMUDDIN