TEMPO Interaktif, Jakarta - Usai menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Dahlan Iskan mengatakan dirinya sudah tidak punya empedu sejak empat tahun lalu. Bahkan, hati atau livernya milik orang lain.
"Saya juga tidak punya empedu, limpa saya sudah dipotong sepertiganya," kata Dahlan, calon Menteri Negara BUMN usai pemeriksaan kesehatan di RSPAD Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2011.
Dahlan mengaku selesai pertama karena relatif mengenal alat-alat di rumah sakit. Pasalnya, dulu ia terlalu sering masuk rumah sakit.
Dia mengisahkan, empat tahun lalu, dirinya menjalani transpalasi hati karena menderita hepatitis yang berbuntut jadi kanker. "Hati saya penuh dengan kanker sehingga harus diganti dengan hati orang lain. Saya cerita apa adanya," katanya.
Saat pemeriksaan tadi, lanjut Dahlan, dirinya ditanya dokter, bagaimana setelah transpalasi hati, dikatakan tidak ada masalah. "Saya pernah ke Wamena dan berjalan kaki naik turun gunung, tapi tidak apa-apa," katanya.
Terkait hasil pemeriksaan ini, jelas Dahlan, ada beberapa bagian tubuhnya yang diperiksa, seperti telinga. "Mungkin agar bisa mendengar suara rakyat dengan baik," katanya sambil tertawa.
Dia menambahkan, dirinya juga menjalani tes kejiwaan dan daya ingat. Direktur Utama PLN ini menghadapi sekitar 300 pertanyaan untuk menguji daya ingat agar bisa mengingat nasib rakyat.
Dahlan Iskan Dahlan lahir pada 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur. Ia merintis karir sebagai reporter (baca Dahlan Iskan, dari Reporter ke Kursi Menteri BUMN) di sebuah surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur, pada 1975. Setahun kemudian, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan adalah sosok yang menghidupkan Jawa Pos yang hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar sehingga dalam waktu lima tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Pada tahun 1997, ia mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya dan kemudian gedung serupa di Jakarta.
Sejak awal 2009, Dahlan diangkat sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo yang akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya Indonesia dan Hongkong. Dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.
Pada akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi Direktur Utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak mati lampu di daerah Jakarta.
YOHANES SEO