TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh melenggang penuh percaya diri menuruni tangga di kantornya untuk menggelar konferensi pers soal kasus Freeport. Ditanya soal isu perombakan kabinet, Darwin masih tersenyum lebar.
"Insya Allah bahas Freeport dulu, soal reshuffle nanti, ya," ujarnya sambil tersenyum dan bersiap untuk membuat pernyataan terkait Freeport, Selasa, 18 Oktober 2011.
Mengenakan setelan safari, ditemani beberapa pejabat eselon satu, di antaranya Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Kardaya Warnika dan Sekretaris Jenderal Waryono Karno, Darwin masih tampak nyaman dan penuh percaya diri dalam menyampaikan pernyataanya.
Setelah beberapa menit memaparkan kondisi Freeport, saat sesi tanya-jawab hampir berakhir, kembali para wartawan menanyakan isu perombakan kabinet kepada Darwin. Namun Darwin hanya tersenyum dan membalikkan badan kembali menuju ke ruang kerjanya. Beberapa wartawan pun menyebut-nyebut nama Jero Wacik sebagai pancingan untuk meminta komentar Darwin, namun Darwin tetap berlalu.
Beberapa pejabat yang mendampingi dirinya saat itu pun hanya tersenyum dan tertawa soal isu perombakan kabinet tersebut. Mereka juga mengikuti langkah Darwin kembali ke ruang kerja masing-masing tanpa mau dimintai komentar.
Tidak lama seusai jumpa pers, terdapat rombongan massa sebanyak tiga metromini yang menggelar aksi di depan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Para pendemo yang menamakan dirinya sebagai "Barisan ESDM Tolak Jerowacik" meminta Presiden untuk tidak menggantikan Darwin dengan Jero Wacik.
"Jero Wacik tidak layak menjadi Menteri ESDM karena gagal dalam memimpin Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata," ujar Rudiyanto sebagai koordinator lapangan dari aksi tersebut.
Dia juga menilai latar belakang Jero tidak layak untuk menjadi Menteri Energi. Namun ketika ditanya apakah mereka mengetahui latar belakang pendidikan Jero Wacik, si koordinator lapangan menjawab. "Wah, saya kurang tahu juga," tuturnya.
GUSTIDHA BUDIARTIE