Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Puncak Merapi Mulai Hujan, Sirine Dipasang  

image-gnews
Seorang pekerja dari Dinas Pekerjaan Umum membawa patok yang akan dipergunakan untuk memperbaiki dam sabo penahan laju lahar dingin Merapi di Kaliadem, Cangkringan, Sleman (25/10). Perbaikan tidak jadi dilakukan karena status Merapi menjadi awas. TEMPO/Arif WIbowo
Seorang pekerja dari Dinas Pekerjaan Umum membawa patok yang akan dipergunakan untuk memperbaiki dam sabo penahan laju lahar dingin Merapi di Kaliadem, Cangkringan, Sleman (25/10). Perbaikan tidak jadi dilakukan karena status Merapi menjadi awas. TEMPO/Arif WIbowo
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Empat dari delapan titik sirine tanda peringatan waspada (Early Warning System atau EWS) sudah mulai dipasang di kawasan lereng Merapi menyusul sudah mulainya turun hujan di puncak Merapi sejak tiga hari terakhir ini oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Sleman. Empat titik yang sudah dipasang berada di wilayah Bronggang Cangkringan, Tambakan Ngemplak, Boyong Kalegan dan Jembatan Kemiri Pakem.

“Empat unit lagi rencananya pekan ini akan dipasang di bantaran Kali Opak, Dusun Teplok dan Kliwang Cangkringan, bantaran Kali Gendol Dusun Morangan, dan Ngerdi Sindumartani Ngemplak,” kata Kepala Sub Bidang (Kasubid) Operasional Penanggulangan Bencana Kesbanglinmas Sleman, Makwan, Selasa, 18 Oktober 2011.

Pemasangan untuk antisipasi banjir lahar dingin itu dilakukan di tempat yang tidak sejajar atau lebih tinggi dari tanggul. Makwan menambahkan, EWS yang telah terpasang memiliki radius hingga 500 meter. “Jika dibunyikan, ada tiga indikator sirine, yakni waspada, siaga, dan awas. Bunyinya tergantung dari jarak intervalnya, kalau waspada jarang-jarang, siaga lebih rapat, dan awas itu bunyinya paling cepat,” katanya.

Kepala Desa Kepuharjo Cangkringan, Heri Suprapto, mengatakan gerimis terlihat sejak Sabtu, 15 Oktober 2011 malam hingga Senin, 17 Oktober 2011 sore. "Tapi tidak lama hujannya,” ujarnya. Meski hujan kecil ini belum mengakibatkan aliran di kali yang berhulu di Merapi, warga tetap diminta waspada.

Warga Desa Kepuharjo terutama yang masih tinggal di hunian sementara (huntara) pun diimbau memperbaiki saluran air sebagai langkah antisipasi aliran lokal. Selama ini, lanjut Heri, permukiman warga di Kepuharjo tergolong aman dari aliran lahar dingin karena posisinya jauh dari aliran Kali Gendol ataupun Opak, sekitar satu kilometer lebih. Kawasan yang dinilai rawan justru wilayah di bawahnya, yakni Desa Wukirsari, Glagaharjo, dan Argomulyo.

Camat Cangkringan, Samsul Bakri, mengatakan persiapan menghadapi banjir lahar dingin ini masih difokuskan pada persiapan fisik pembangunan jalur Kali Gendol. Pemerintah kabupaten dan kecamatan telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat bantaran kali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Senin malam, kami sudah sosialisasi kepada warga tentang penyelamatan diri jika sewaktu-waktu ada ancaman banjir yang ditandai bunyi sirine EWS. Warga yang berada di timur Kali Gendol akan dikumpulkan di barak pengungsian SD Jiwan Argomulyo,” kata Samsul. Sementara untuk warga di barat Kali Gendol diminta untuk berkumpul di lapangan Banjarharjo Bimomartani Ngemplak.

Hingga saat ini, yang telah mendapat sosialisasi adalah warga Banaran di Desa Argomulyo. Jumat, 20 Oktober 2011, giliran warga Jaranan yang mendapat sosialisasi.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian DI Yogyakarta sebelumnya memperkirakan saat ini masih ada 90 juta meter kubik material vulkanik di sejumlah sungai yang ada di kaki Gunung Merapi yang berpotensi menjadi ancaman banjir lahar dingin pada musim penghujan. “Yang terbawa dan terkeruk setelah erupsi kemarin itu hanya sekitar 30-40 persen saja dari total 130 juta meter kubik material, jadi masih ada sekitar 90 jutaan sekarang,” kata Kepala BPPTK DI Yogyakarta, Subandriyo.

90 juta meter kubik material vulkanik itu tersebar di sejumlah sungai yang ada di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, meliputi Kali Woro 7,8 juta meter kubik, Kali Gendol 24 juta meter kubik, Kali Kuning 8,7 juta meter kubik, Kali Boyong 2,4 juta meter kubik, Kali Krasak 10, 8 juta meter kubik, Kali Putih 8,2 juta meter kubik, Kali Lamat 1,4 juta meter kubik, Kali Pabelan 20,8 juta meter kubik, Kali Semawo 4,4 juta meter kubik, dan Kali Trisik 3,8 meter kubik.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Resmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan, Jokowi Kenang Banjir Manado 2014

19 Januari 2023

Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Kamis, 19 Januari 2022. Biro Setpres
Resmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan, Jokowi Kenang Banjir Manado 2014

Jokowi menyebut bendungan Kuwil Kawangkoan ini dibangun sejak 2016, atau dua tahun setelah banjir terjadi di Manado pada 15 Januari 2014.


Ini Analisa BMKG Soal Penyebab Banjir Manado

23 Januari 2021

Kondisi banjir di jalan depan Polda Sulawesi Utara dan Kantor PLN Wilayah Suluttenggo di Kota Manado, Jumat 22 Januari 2021. ANTARA/HO-BPBD Kota Manado
Ini Analisa BMKG Soal Penyebab Banjir Manado

BMKG memberikan analisa terkait hujan lebat yang menyebabkan bencana banjir Manado dan tanah longsor yang terjadi pada Kamis 21 Januari 2021.


Cara Belanda Mendesain Rumah di Kota Manado Tahun 1800-an: Eropa - Tropis

23 Januari 2021

Kondisi banjir di jalan depan Polda Sulawesi Utara dan Kantor PLN Wilayah Suluttenggo di Kota Manado, Jumat 22 Januari 2021. ANTARA/HO-BPBD Kota Manado
Cara Belanda Mendesain Rumah di Kota Manado Tahun 1800-an: Eropa - Tropis

Menilik sejarah bagaimana pemerintah Belanda mendesain ulang rumah di Kota Manado pasca-gempa tahun 1844.


BPBD: Banjir Manado Akibatkan 3 Orang Tewas dan Satu Hilang

23 Januari 2021

Kondisi banjir di jalan depan Polda Sulawesi Utara dan Kantor PLN Wilayah Suluttenggo di Kota Manado, Jumat 22 Januari 2021. ANTARA/HO-BPBD Kota Manado
BPBD: Banjir Manado Akibatkan 3 Orang Tewas dan Satu Hilang

BPBD Kota Manado menyatakan bahwa hingga pukul 22.00 WITA pada Jumat 22 Januari 2021 sebanyak delapan kecamatan terdampak banjir Manado


Banjir Merendam Sejumlah Kelurahan di Manado

22 Januari 2021

Sejumlah warga melihat ombak tinggi yang menerjang pesisir kawasan bisnis di Kota Manado, Sulawesi Utara, Ahad, 17 Januari 2021. Video saat terjadinya ombak tinggi sempat viral di media sosial pada sore hari ini. ANTARA/Adwit B Pramono
Banjir Merendam Sejumlah Kelurahan di Manado

Banjir merendam sejumlah kelurahan di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat sore, 22 Januari 2021.


Status Bendung Katulampa Turun ke 4, Jakarta Dinyatakan Aman

9 Oktober 2019

Ketinggian air di papan mercu air Bendung Katulampa, sejak Rabu 7 Februari 2018 pagi hingga siang, hanya 60 sentimeter atau siaga 4.  Tempo/ M Sidik Permana
Status Bendung Katulampa Turun ke 4, Jakarta Dinyatakan Aman

Kepala UPT Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Provinsi DKI Jakarta, Iwan Ibrahim menyampaikan status Bendung Katulampa telah turun dari 3 ke 4.


Banjir Manado, Ribuan Pelanggan Listrik Alami Pemadaman

2 Februari 2019

Warga menunjukkan lokasi rumahnya yang tergenang air di Kelurahan Bailang, Manado, Sulawesi Utara, Jumat 1 Februari 2019. Hujan deras sejak Kamis (31/1/2019) sore menyebabkan banjir di sebagian besar wilayah kota Manado dengan ketinggian mencapai 2,5 meter. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono
Banjir Manado, Ribuan Pelanggan Listrik Alami Pemadaman

Sebanyak 3.284 pelanggan mengalami pemadaman listrik karena banjir dan longsor yang melanda Kota Manado, Sulawesi Selatan.


Pengungsi Manado Makan Mie, PNS Makan Nasi Padang  

27 Januari 2014

Warga membawa barang miliknya melintasi banjir ketika akan mengungsi ke tempat yang lebih aman di Wenang, Manado, Sulawesi Utara(15/1). Banjir yang datang pada hari Rabu menbuat ribuan warga mengungsi ANTARA/Fiqman Sunandar/ed/Spt/14.
Pengungsi Manado Makan Mie, PNS Makan Nasi Padang  

Sangat bertolak belakang dengan kondisi banyak warga di posko pengungsian yang hanya makan nasi dengan lauk mie instan.


Petambak Udang Subang Rugi Miliaran Akibat Banjir  

22 Januari 2014

Sejumlah warga melintasi banjir di kawasan Pamanukan, Subang, Jawa Barat, Senin (20/1). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Petambak Udang Subang Rugi Miliaran Akibat Banjir  

Udang para petambak di Kabupaten Subang ini merupakan udang


unggul yang didistribusikan ke hotel-hotel di Jakarta dan


Bandung.


Jawa Tengah Selatan Waspadai Banjir  

22 Januari 2014

Warga dibantu tim SAR mengevakuasi sejumlah barang berharga milik penduduk saat banjir melanda Kampung Sewu, Solo, Jateng, Rabu (22/2). ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Jawa Tengah Selatan Waspadai Banjir  

PSDA Jateng mencatat wilayah Banyumas dan Cilacap yang kondisinya rawan, meliputi Kali Serayu, Kliwing, dan Ijotipar.