TEMPO Interaktif - Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa mengundurkan diri sebagai menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid dua sepekan sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan kabinet terbarunya. Surat pengunduran diri itu, kata Suharso, telah disampaikan pada 12 Oktober 2011.
Sebenarnya apa yang jadi pertimbangan Suharso melepas jabatan Menteri Perumahahan Rakyat itu? Kepada Tempo yang menghubunginya melalui telepon, Selasa, 18 Oktober 2011, Suharso blak-blakan menjelaskan semua alasannya. Berikut petikannya.
Mengapa Anda akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri?
Saya minta pimpinan partai untuk menyetujui pengunduran diri saya. Saya mundur itu karena naluri saya mengatakan saya harus mundur. Saya menyadari begitu masalah pribadi saya mencuat ke publik, sudah saatnya saya mundur. Saya tidak ingin menggangu publik dengan masalah pribadi saya.
Pertimbangannya apa?
Karena saya berpikir sebagai pejabat publik saya harus menjadi bagian dari problem solving bukan menjadi problem itu sendiri. Makanya, saya berpikir saatnya saya mengundurkan diri.
Ketika saya merasa bahwa masalah pribadi saya sudah masuk dalam wilayah publik itulah saya putuskan untuk mundur sebagai menteri. Sebagai pejabat publik saya harus bisa menjembatani antara ranah publik dengan ranah pribadi saya. Mengenai keinginan mundur ini, kan, sudah lama. Surat sudah saya masukkan sejak awal.
Apakah ini bukan karena Anda mengetahui akan di-reshuffle?
Kalau kata orang, saya mundur karena akan di-reshuflle. Tapi itu terserah orang saja. Yang jelas saya mundur karena memang panggilan nurani. Itu jauh sebelum isu ini (reshuffle) mencuat dan saya sudah sampaikan ke pimpinan PPP.
Berarti Anda sudah sampaikan ke PPP jauh sebelum isu pribadi ini masuk ranah publik.
Ya...
Lalu apa jawaban pimpinan PPP ketika itu?
Mereka meminta saya untuk mempertimbangkan kembali. Supaya saya tetap bertahan dan tidak mengundurkan diri. Tapi surat itu akhirnya saya sampaikan ke Beliau (Presiden) dan alhamdulillah, Presiden menerimanya dengan berpikiran positif. Beliau menanggapi saya dengan baik. Ini bagian dari tanggung jawab saya ke publik.
Sebelum disetujui Presiden, sehari sebelumnya Anda masih yakin tetap bertahan dan tidak di-reshuffle?
Oo, tidak. Kalau ada keinginan mundur itu sudah lama saya sampaikan.
Lalu kenapa baru disampaikan?
Karena memang ada proses politik di PPP.
Proses politik? Apakah Anda diminta PPP untuk mundur?
Tidak. Tetapi memang ada proses di PPP. Karena saya ditugaskan di partai politik dan saya harus ada pertanggungjawababn di partai plitik
Artinya sempat diminta Suryadharma Ali mundur?
Tidak. Saya justru diminta untuk tidak melayangkan surat pengunduran itu.
Atas pertimbangan siapa surat pengunduran diri itu akhirnya Anda disampaikan?
Atas saran Suharso Monoarfo. Saya bertanya pada diri sendiri, apakah saya masih pantas menjadi menteri dengan masalah pribadi saya yang kini jadi urusan publik. Sementara itu saya juga memikirkan jabatan saya sebagai bendahara umum. Sebenarnya hal ini sudah saya pikirkan sejak Muktamar PPP beberapa waktu lalu.
Maksudnya ketika Muktamar Anda sudah berfikir mundur dari menteri?
Iya saya sudah berpikir untuk itu dan saya sudah sampaikan itu. Saya bilang tugas untuk 2014 itu berat karena saya bendahara umum. Kalau ketua umum, kan, banyak yang bantu, sedang saya bendahara umum. Makanya saya berfikir tugas yang saya emban bukan main-main.
Apakah SBY dan Ibu Ani Yudhoyono pernah meminta Anda untuk mundur?
Tidak. Tidak Pernah.
Apa yang Anda rasakan saat pengunduran diri itu diterima Presiden?
Tidak lama setelah itu saya langsung memberi tahu pimpinan PPP. Seharian itu saya agak tegang. Saya mendengar ada yang bilang saya sombong. Ya, biasa saja. Orang boleh bilang dan berpendapat apa saja
Lalu setelah mundur apa yang akan Anda lakukan?
Saya akan fokus pada partai.
Artinya persiapan menuju 2014?
Ya, begitu
IRA GUSLINA