TEMPO Interaktif,PARIS: -- Cina dan Prancis mulai menurunkan target pertumbuhan ekonomi akibat krisis yang tak kunjung usai di Eropa dan Amerika Serikat. Pemerintah Cina menyatakan pertumbuhan ekonomi melambat pada kuartal ketiga tahun ini, terendah dalam dua tahun terakhir.
Pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal ketiga diperkirakan hanya 9,1 persen, lebih rendah daripada dua kuartal sebelumnya. Pada kuartal kedua ekonomi tumbuh 9,5 persen, dan 9,7 persen pada kuartal pertama.
Cina merupakan salah satu negara yang mulai terkena imbas krisis global. Cina mulai melakukan penghematan dengan memperketat kredit dan menaikkan suku bunga seiring dengan turunnya permintaan pasar Amerika dan Eropa. "Pertumbuhan ekonomi Cina mengejutkan pasar," kata Stephen Green, ekonom Standard Chartered Bank di Hong Kong.
Ekonomi Cina sejatinya masih perkasa. Sepanjang kuartal ketiga lalu, penjualan retail naik 17,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka itu lebih tinggi dibanding perkiraan semula 17 persen. Output industri juga naik 13,8 persen, lebih tinggi dibanding target sebelumnya 13,3 persen.
Tak hanya Cina, Prancis juga sanksi bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 1,5 persen pada 2012. Prancis adalah negara terbesar kedua di Eropa.
Menteri Keuangan Prancis Francois Baroin mengingatkan target pertumbuhan ekonomi 1,75 persen tahun depan terlalu optimistis. Ia memperkirakan ekonomi hanya tumbuh 1,5 persen. "Angka itu mungkin terlalu tinggi," katanya seperti dikutip dari kantor berita Associated Press.
Melambatnya ekonomi global diperkirakan membuat pertumbuhan ekonomi Prancis tersendat. Namun Baroin menegaskan, pemerintah akan berusaha sekuat mungkin menghindari Prancis jatuh dalam jurang resesi yang kian dalam.
Lembaga pemeringkat internasional Moody's mengancam akan menurunkan peringkat utang Prancis yang saat ini bertengger di 'AAA'. Peringatan ini diumumkan menjelang pertemuan para pemimpin negara-negara Eropa di Brussel, Ahad mendatang. Moody's mengatakan pemerintah Prancis menghadapi berbagai tantangan beberapa bulan mendatang.
Baroin menyatakan sekuat tenaga menjaga peringkat utang AAA. "Kami masih memiliki ruang untuk bergerak," katanya.
Dampak krisis global sudah di depan mata. Pekan lalu Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan kemungkinan krisis utang di Eropa segera meluas ke kawasan Asia. Gejolak utang itu bisa memicu penjualan aset besar-besaran dan memaksa bank Eropa memangkas pinjaman, sehingga pasar mata uang Asia terganggu.
IMF menyatakan pertumbuhan ekonomi Asia melambat sejak kuartal kedua lalu. Estimasi pertumbuhan 6,8 persen yang diumumkan April lalu bakal terpangkas menjadi 6,3 persen. Selain itu, tekanan inflasi masih akan terus meningkat.
Sejak 2009, investor negara maju telah mendominasi pasar Asia. Terguncangnya kondisi para pemodal besar ini akan memicu hilangnya kepercayaan di pasar obligasi, mata uang, ataupun bursa saham Asia. Bank asing pun dikhawatirkan akan memotong kredit ke Asia setelah negara mereka dilanda krisis.
l AP | AFP | REUTERS | DEWI RINA