TEMPO Interaktif, Jerusalem - Gilad Shalit, tentara Israel yang ditangkap Hamas sejak 2006, akhirnya tiba di rumahnya di Mitzpe Hila, kota di bagian utara Israel, Rabu 19 Oktober 2011. Sebelumnya Shalit telah bertemu keluarga saat pertama kali mendarat di pangkalan udara Tel Nof.
Di tempat tersebut ia juga disambut langsung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Saat turun dari helikopter, Shalit memberi hormat kepada Netanyahu dan dibalas pelukan hangat. Selain Netanyahu, turut hadir Menteri Pertahanan Ehud Barak dan Kepala Angkatan Darat Benny Gantz.
Netanyahu mengungkapkan kepada pers, keputusan untuk membebaskan Shalit dari tahanan Hamas merupakan salah satu keputusan terberat yang pernah dia buat. “Pada hari ini kita berkumpul dalam kebahagiaan, tapi juga kepedihan,” kata Netanyahu.
Namun ia bersyukur tugas berat itu berjalan lancar. “Shalit berhasil pulang ke rumah dalam keadaan hidup dan sehat.” Dia juga menuturkan keputusan untuk menukar ratusan tahanan Palestina merupakan hal yang ”amat berat”. Namun mengembalikan seorang serdadu Israel kembali ke rumah, menurutnya, menjadi tanggung jawab yang harus dilakukan.
Pada tahap pertama pertukaran tawanan Israel melepaskan 477 tahanan dari 1.027 tahanan Palestina. Sebanyak 280 orang di antaranya tengah menjalani hukuman seumur hidup karena dituduh melakukan pembunuhan pada ribuan warga Israel.
Untuk itu Netanyahu menuntut dalam pertukaran ini tak ada seorang pun pejabat Hamas yang ditahan ikut dilepaskan. Selain itu, sebagian besar tahanan yang dilepas tak boleh menginjakkan kaki ke Tepi Barat. Mereka harus diasingkan di beberapa negara yang menjadi bagian dari perjanjian itu.
Sahalit yang kini berusia 25 tahun menjadi serdadu pertama Israel yang kembali ke rumah dalam kondisi hidup setelah 26 tahun. Kesepakatan pembebasannya merupakan yang termahal yang pernah dilakukan Israel.
L XINHUA | SITA