TEMPO Interaktif, Malang - Seluas 179 hektare hutan yang ada dalam wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) hangus dalam peristiwa kebakaran yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
Kepala Balai Besar TNBTS Soetrisno menjelaskan kawasan hutan yang terbakar meliputi lereng Gunung Kepolo, Gunung Pusung, dan kawasan padang savana Gunung Bromo. "Kebakaran mengakibatkan matinya sebagian vegetasi seperti semak belukar, alang-alang, dan cemara gunung,” katanya, Rabu, 19 Oktober 2011.
Kebakaran di lereng Gunung Kepolo pekan lalu mencapai luas 20 hektare. Musim kemarau dan vegetasi hutan yang dipenuhi dengan tanaman cemara memudahkan api meluas.
Api berhasil dipadamkan oleh delapan petugas TNBTS yang dibantu 10 warga di sekitar wilayah TNBTS. Soetrisno memperkirakan penyebab kebakaran adalah faktor manusia. "Kemungkinan puntung rokok atau sisa api unggun yang belum sempurna dipadamkan," ujarnya.
Adapun kebakaran yang melanda Gunung Pusung, tepatnya di Blok Pusung Gentong, 4 September 2011 lalu, mencapai 15 hektare. Penyebab kebakaran juga karena sisa api unggun yang belum padam dan puntung rokok. Kawasan yang terbakar berada di daerah yang mobilitas masyarakatnya tinggi.
Balai Besar TNBTS terus berupaya agar wilayah hutan yang terbakar tidak terus meluas. Sebab luas hutan yang terbakar tidak boleh lebih dari 30 persen dari total luas wilayah atau sekitar maksimal 300 hektare.
Untuk menghindari terus terjadinya kebakaran, Balai Besar TNBTS meningkatkan patroli kawasan dan membentuk empat posko pengendalian kebakaran yang berlokasi di Ngadas, Kabupaten Malang; Ranupani, Kabupaten Lumajang; Wonokitri, Kabupaten Pasuruan; dan Cemorolawang, Kabupaten Probolinggo.
Selain itu juga dibentuk Masyarakat Peduli Api dari warga di sekitar hutan. Saat ini sudah ada 10 kelompok. Setiap kelompok berjumlah 20 orang dan sudah dibekali dengan pelatihan dan cara pemadaman api.
BIBIN BINTARIADI