TEMPO Interaktif, -IKHLAS, namun tetap kecewa. Begitulah perasaan Fadel Muhammad ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopotnya dari jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan. Apalagi ia baru mengetahuinya 10 menit sebelum Presiden mengumumkan reshuffle itu pada Selasa lalu.
"Kecewa, dong. Namanya manusia. Kecewa kan lagunya tujuh hari, tapi jangan sampai 40 hari," ujar Fadel setelah menemui bosnya di Partai Golkar, Aburizal Bakrie, di kantor Partai Golkar, Jakarta, Rabu 19 Oktober 2011.
Fadel, yang digantikan oleh Sharif Cicip Sutardjo--koleganya dan juga Wakil Ketua Umum Golkar--menemui Aburizal untuk mengetahui alasan pencopotan dirinya. Dia menuturkan, dari bosnya itu ia mendapat penjelasan bahwa pemberhentiannya atas permintaan Presiden. Masih mengutip keterangan Aburizal, ia mengatakan Presiden sebenarnya telah beberapa kali meminta pergantian dua kader Golkar di kabinet, yakni dirinya dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.
Setelah bertemu dengan Aburizal, kekecewaan Fadel belum juga reda. "Tidak seperti ini seharusnya saya diperlakukan. Saya kecewa dengan pemberhentian mendadak tanpa alasan yang jelas," ujarnya.
Dia mengklaim, Kementerian Kelautan di bawah kepemimpinannya cukup berhasil. Apalagi, menurut Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, rapor kinerja kementeriannya tidak mendapat nilai merah.
"Saya kecewa, tapi tidak sedih. Proses seperti ini, saya dizalimi."
Koleganya di Partai Golkar juga berusaha mengobati kekecewaan Fadel. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung memberi petuah agar Fadel berkonsentrasi membesarkan partai dan membawa Golkar memenangi pemilihan umum legislatif. Hal senada dikatakan oleh Aburizal. "Fadel tetap di Golkar dan melaksanakan tugasnya sebagai wakil ketua umum partai." Adapun Ketua Partai Golkar Priyo Budi Santoso meminta Fadel Muhammad bisa menerima keputusan Presiden. "Saya berharap dia legowo."
Meski kecewa atas pencopotannya, Fadel berniat mendirikan yayasan yang masih terkait dengan kegiatannya semasa menjadi menteri. Dia mendirikan Yayasan Pemberdayaan Garam Rakyat Indonesia. Untuk tahap awal, ia menggelontorkan duit Rp 20 miliar. "Dana itu dari uang pribadi saya," kata dia.
| MAHARDIKA SATRIA HADI | ROSALINA | CHRISTOPEL PAINO | SUKMA