TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun ini menargetkan akan memberantas 550 ribu penyandang tunaaksara. Setidaknya terdapat 8,3 juta penduduk Indonesia yang belum dapat membaca ataupun menulis.
"Tahun 2010 kami berhasil menurunkan angka tunaaksara nasional tinggal sekitar 8,3 juta orang, tahun ini kami akan berupaya memelekaksarakan sekitar 550 ribu penyandang tunaaksara," ujar Hamid Muhammad, pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam puncak perayaan Hari Aksara Internasional ke-46 di kantor Kemdikbud, Jumat, 21 Oktober 2011.
Hamid mengungkapkan, untuk tahun 2010 terjadi penurunan sekitar lima persen atau sekitar 7,7 juta dari sebelumnya 15,4 juta penduduk untuk angka tunaaksara berusia 15 tahun ke atas. Sementara untuk daerah Jawa Timur dan Bali menjadi daerah yang terbanyak memiliki penduduk buta aksara.
Program keaksaraan yang dilakukan Kementerian, lanjut Hamid, dilakukan terutama melalui program sekolah kejar paket. Dengan program itu, katanya lagi, diharapkan dapat menekan angka buta aksara yang banyak ditemukan di daerah-daerah.
"Program juga dilaksanakan dengan memanfaatkan struktur pemerintahan secara komprehensif kerja sama dengan LSM dan ormas lainnya," Hamid menuturkan.
RIRIN AGUSTIA