TEMPO Interaktif, FRANKFURT: – Rencana untuk mengatasi krisis utang zona Euro terancam buntu. Hal ini bisa terjadi setelah pemimpin Prancis dan Jerman berselisih paham mengenai penyaluran dana talangan utang kawasan itu. Kondisi ini dikhawatirkan mengancam kelangsungan pertemuan negara-negara Uni Eropa yang rencananya berlangsung 23 Oktober mendatang.
Kantor berita Reuters melaporkan, Presiden Prancis Nicholas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel meninggalkan rapat dadakan di Frankfurt Opera House tanpa berkomentar apa pun. Pertemuan yang berlangsung Rabu malam itu sedianya membicarakan penyelesaian mekanisme bailout untuk membantu negara di zona euro yang terimbas utang.
Perdana Menteri Luksemburg, Jean-Claude Juncker, yang juga hadir dalam pertemuan itu, hanya mengatakan rapat gagal mengatasi perbedaan kedua negara itu "Buntu, tapi kami masih terus rapat," kata dia.
Perselisihan antara Jerman dan Prancis didasari masalah efektivitas mekanisme fasilitas stabilitas keuangan Eropa (European Financial Stability Facility--EFSF) untuk negara yang dilanda utang, seperti Yunani. Prancis berpendapat cara paling efektif ialah menjadikan EFSF semacam bank yang bisa mengakses dana dari Bank Sentral Eropa (ECB).
Tapi usulan ini ditolak pemerintah dan bank sentral Jerman. Negara ini menginginkan EFSF menjadi semacam jaminan atas penjualan obligasi negara-negara yang dilanda utang.
Menteri Keuangan Prancis, Francois Baroin, mengatakan Jerman bahkan menolak pengucuran dana bantuan sebesar 440 miliar euro yang sebelumnya telah disepakati. "Semua orang tahu keengganan Jerman, tapi kami yakin usulan kami merupakan langkah yang paling efektif.”
Kini dunia tinggal menunggu perundingan lanjutan kedua negara yang rencananya digelar sebelum pertemuan tingkat tinggi negara-negara Eropa pekan depan. Presiden Bank Dunia Robert Zoellick pun kembali mendesak pemimpin Eropa untuk segera bersepakat mengenai pengucuran bantuan ini.
Sebelumnya, penyelesaian utang Eropa terhambat oleh sikap Slovakia yang menolak pengucuran bailout. Namun sikap itu berubah setelah pemerintah negara tersebut mendapat dukungan dari partai oposisi. Kini masalah baru malah muncul dari Jerman dan Prancis, yang sebelumnya telah padu.
Perselisihan Jerman dengan Prancis ini dinilai semakin merusak kepercayaan pasar. David Mackie, Kepala Ekonom JP Morgan Chase & Co, mengatakan gejolak pasar keuangan maupun pasar modal dunia akan bergantung pada pertemuan akhir pekan nanti. “Jika masalah ini belum diselesaikan, akan banyak yang kewalahan.”
FERY FIRMANSYAH