TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepolisian Sektor Tanah Abang, Jakarta Pusat, menangkap 18 preman yang diduga sering memalak para pengendara kendaraan pribadi, baik mobil atau motor yang parkir di lingkungan Gelora Bung Karno. Para preman itu, menurut Kepala Polsek Tanah Abang, Ajun Komisaris Besar Johanson Simamora, menyamar menjadi juru parkir dadakan dan sering menjalankan aksinya saat ada acara keramaian di lingkungan GBK.
“Kami tangkap mereka berdasar laporan dari masyarakat yang menyebut di kawasan GBK sering ada preman yang menjadi tukang parkir, tapi menetapkan tarif seenaknya. Misal, tarif hanya dua ribu, tapi ditetapkan menjadi Rp 20 ribu,” kata Johanson, Ahad, 23 Oktober 2011.
Para preman itu ditangkap pada Sabtu, 22 Oktober 2011, di beberapa tempat di lingkungan GBK, seperti Parkir Timur Gelora Bung Karno dan Plaza Senayan Gelora Bung Karno. “Kebetulan kemarin kan banyak acara di sana (GBK). Beberapa preman itu ada yang kami pancing juga, berpura-pura memarkir kendaraan di sana,” ujar Johanson lagi.
Mereka saat ini diamankan di Markas Kepolisian Resor Jakarta Pusat. Sebelumnya mereka diamankan dan diperiksa di Mapolsek Tanah Abang. Tapi karena keterbatasan penyidik, para preman itu pun akhirnya dipindah ke Mapolres Jakarta Pusat.
Sampai saat ini, lanjut Johanson, polisi belum menetapkan tersangka dari 18 preman itu. Namun jika dalam pemeriksaan ditemukan ada tindak pidana, para preman itu bisa dijerat pasal pemerasan. “Kita tunggu 1x24 jam dulu, kalau ada bukti bisa saja mereka ditetapkan menjadi tersangka,” kata Johanson.
Antisipasi berkembangnya premanisme di kompleks olahraga GBK, Johanson mengaku akan mengintensifkan kerja sama dengan pengelolan GBK yang ada di bawah Sekretariat Negara (Setneg). Namun ia tidak memerinci bentuk kerja sama tersebut. “Yang pasti, masalah itu (premanisme) tidak hanya tanggung jawab polisi. Soalnya GBK kan memiliki pengelola sendiri,” ujar Johanson.
ARIE FIRDAUS