TEMPO Interaktif, Jakarta - Survei Reform Institute menyebutkan Aburizal Bakrie jadi calon presiden paling populer. Ketua Umum Partai Golkar ini mendapat suara 13,58 persen, disusul Prabowo Subianto 8,46 persen, Jusuf Kalla 7,06 persen, Hidayat Nur Wahid 5,17 persen, dan Ani Yudhoyono 4,13 persen.
Sedangkan tokoh muda seperti Puan Maharani hanya meraih 3,78 persen dan Anas Urbaningrum 3,33 persen. Calon lainnya seperti Wiranto mendapat 3,58 persen, Akbar Tandjung 3,33 persen, dan Hatta Radjasa 3,13 persen. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak masuk dalam daftar calon presiden yang ditanyakan kepada responden.
Reform Institute melakukan survei pada 12-24 September 2011 dengan 2010 responden di 33 provinsi. Mereka mengklaim margin of error 1,95 persen dengan metode multistage random sampling.
“Kemungkinan populernya Aburizal ini karena lebih menonjol dalam menawarkan program-program yang dibutuhkan rakyat,” kata Abdul Hamid, Direktur Pengembangan Reform Institute, Selasa, 25 Oktober 2011.
Di Jawa, elektabilitas Aburizal mencapai 48,36 persen dan di luar Jawa 51,64 persen. Sedangkan sebaran pemilih Prabowo mayoritas di Jawa sebesar 67,65 persen dan di luar Jawa hanya 32,35 persen.
Hamid mengatakan, kaget dengan hasil survei ini. Kasus hukum para calon saja menggerus suara, termasuk Aburizal. "Kami tidak partisan, hasil survei menunjukkan Aburizal paling populer,” ucapnya.
Direktur Pelatihan Reform Institute Zaim Saidi mengatakan, motivasi pemilih rata-rata praktis. “Ideologi sudah tidak layak dijual. Mana yang bisa melakukan pencitraan, itu yang akan dipilih,” tegasnya. Menurut Zaim, sistem demokrasi di Indonesia tidak bisa lagi menghasilkan kepemimpinan yang ideal. “Karena rata-rata motivasi pemilih praktis, hanya sedikit pemilih yang kritis,” ujarnya.
Sebelumnya, menurut survei Indo Barometer terhadap prospek calon presiden 2014-2019, posisi teratas ditempati Megawati dengan 21,8 persen, Prabowo Subianto mendapat 15,5 persen, Wiranto memperoleh 8,7 persen, dan Aburizal Bakrie mendapat 5,6 persen. Survei dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang. Margin of error kurang-lebih 3,0 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
ISHOMUDDIN | ELIK S
