Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pramono Anggap Ucapan Taufiq Kiemas Hanya Imbauan  

image-gnews
TEMPO/Wahyu Setiawan
TEMPO/Wahyu Setiawan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung, meminta pernyataan Ketua Dewan Perimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas soal 'larangan' kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk kembali maju sebagai calon presiden yang tidak ditanggapi berlebihan. Selain sah saja dilontarkan sebagai wujud demokrasi, pernyataan Taufiq bersifat imbauan.

"Ini kan demokrasi, dan dalam indahnya demokrasi itu orang boleh berbicara dalam berbagai aspek. Tapi tentunya soal pencalonan akan diputuskan partai masing-masing," kata Pramono di gedung MPR/DPR, Selasa, 25 Oktober 2011. "Jadi, apa yang disampaikan TK (Taufiq Kiemas) lebih sebagai imbauan."

Dalam pernyataannya, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Taufiq Kiemas menyatakan telah meminta Megawati, yang juga istrinya sendiri, tak lagi maju sebagai calon presiden pada 2014. Megawati ia nilai sudah cukup berumur untuk kembali ke panggung pemilihan presiden. "Lebih baik Ibu (Megawati) berpiikir dulu untuk maju ke depan. Sebab, usianya mulai 68 pada 2014," kata Taufiq di gedung MPR/DPR, Senin, 24 Oktober 2011.

Menurut Taufiq, istrinya itu sebaiknya lebih berfokus pada urusan internal partai. Agenda paling penting adalah kaderisasi. "Kaderisasi lebih penting daripada maju sendiri," kata Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini.

Pramono sendiri secara pribadi mengaku dapat memahami gagasan yang disampaikan Taufiq, kendati pencalonan presiden masih lama. Namun, menurut dia, persoalan pencalonan presiden tidak perlu melulu dikaitkan dengan hal tua-muda. "Tidak perlu kemudian katakanlah bahwa ini jadi persoalan dikotomi tua dan muda. Menurut saya, bukan itu persoalannya," ujar dia.

Pramono menyatakan, tidak dalam kapasitas sepakat atau tidak sepakat dengan gagasan Taufiq, karena ini persoalan pendapat masing-masing orang. Sama halnya ketika partai lain memiliki calon presiden versi mereka sendiri. "Kalau nanti kemudian Golkar mencalonkan Ical, kemudian Gerindra mencalonkan Prabowo, itu kewenangan masing-masing," kata Wakil Ketua DPR ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika seorang kader partai melontarkan suatu gagasan, dalam hal ini soal calon presiden, tentunya tidak ada orang di luar partai itu yang memberikan larangan. Sama halnya dengan Taufiq dan gagasannya.

Pramono enggan berkomentar soal wacana pencalonan putri Taufiq dan Megawati, Puan Maharani, sebagai calon presiden dari PDIP. Menurut dia, soal pencalonan presiden diserahkan kepada keputusan internal partai, bukan orang per orang. "Bukan saya setuju atau tidak setuju, tapi partai yang memutuskan," katanya.

Begitu pula soal calon pengganti Megawati jika Ketua Umum PDIP itu sudah tidak lagi berkenan dicalonkan sebagai presiden dalam pemilihan umum tahun 2014 mendatang. "Aku enggak tahu. Ini kan yang namanya demokrasi, yang memutuskan partai," ucap Pramono.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.