TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Bank BRI Syariah mencatat perolehan laba sebelum pajak hingga September 2011 sebesar Rp 23 miliar atau tumbuh sekitar 130 persen dari posisi akhir tahun 2010 yang sebesar Rp 10 miliar. "Kemarin kami masih investasi, akhir tahun mudah-mudahan (laba) mencapai Rp 50 miliar," ujar Direktur Utama BRI Syariah Ventje Rahardjo di Kantor Pusat BRI Syariah, Jakarta, Selasa, 25 Oktober 2011.
Menurutnya, kinerja BRI Syariah terus menunjukkan tren menggembirakan. Dari sisi pembiayaan per September 2011, perseroan mencatatkan outstanding telah mencapai Rp 7,9 triliun, tumbuh sekitar 60 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara jumlah aset tercatat mencapai Rp 9,5 triliun.
Ia menjelaskan, untuk pembiayaan sendiri, pertumbuhannya merata di semua segmen. Rinciannya pembiayaan komersial dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 2,4 triliun, bisnis linkage dari Rp 1 triliun menjadi Rp 2 triliun, konsumen dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 3 triliun, retail dari Rp 700 miliar menjadi Rp 1,2 triliun serta pembiyaan usaha mikro dari Rp 490 miliar menjadi Rp 1,1 triliun. "Porsi ritel kita 75 persen dari total portofolio pembiayaan, konsumer, linkage, mikro, termasuk koperasi. Kita tetap arahkan ke ritel," ujarnya.
Dengan pertumbuhan pembiayaan yang mencapai 60 persen dalam satu tahunan, BRI Syariah mencatat perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp 23 miliar sampai September 2011. Untuk 2011 ini, jumlah tabungan BRI Syariah ditargetkan mencapai Rp 2 triliun atau dua kali lipat dari capaian 2010 sebesar Rp 790 miliar. Sementara, total modal yang akan ditawarkan BRI Syariah meningkat sekitar Rp 3,7 triliun, dari Rp 5,5 triliun tahun lalu menjadi Rp 9,2 triliun.
JAYADI SUPRIADIN