TEMPO Interaktif, New York - Harga minyak melonjak lebih dari 4 persen pada perdagangan, Selasa, 25 Oktober 2011. Hal ini menjadi pencapaian tertinggi selama dua bulan terakhir serta menjadi sinyal tumbuhnya ekonomi Amerika Serikat dan Asia.
Harga minyak mentah di New York naik 4,4 persen dari US$ 3,87 menjadi US$ 91,27 per barel. Angka ini merupakan harga tertinggi sejak 5 Agustus lalu yang mencapai US $ 91 per barel. Di pasar komoditas London, minyak mentah Brent naik sebesar US$ 1,89 menjadi US$ 111,45 per barel.
Kenaikan harga minyak ini dipicu berita rangkaian akuisisi dan prediksi keuntungan yang lebih baik dari Caterpillar, yang memicu rally di Wall Street. Indeks Dow Jones Industrial Average dan S & P 500 naik 1 persen, sedangkan indeks Nasdaq naik lebih dari 2 persen.
Para analis mengatakan investor telah berubah. Mereka berharap perdagangan ekonomi di Barat akan terus tumbuh tahun ini walau lambat. Harapannya, dengan menguatnya ekonomi, maka permintaan minyak akan meningkat. “Kami belum melihat resesi,” kata analis PFGBest, Phil Flynn seperti dikutip Associated Press.
HSBC mengatakan bahwa sektor manufaktur Cina terus berkembang. Dampaknya, permintaan energi meningkat seiring dipacunya produksi pabrik-pabrik.
M NUR ROCHMI