TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines tak bisa terus bermanja diri dengan mengharap setoran dana dari negara. Setelah kemarin mendapat suntikan modal melalui penyertaan modal negara (PMN), Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan berharap perusahaan penerbangan itu memperbaiki kinerjanya. "Ini harus PMN terakhir. Saya tidak mau lagi ada PMN," kata Dahlan, Selasa, 25 Oktober 2011 di Jakarta.
Pemerintah melalui Komite Restrukturisasi dan Revitalisasi mengusulkan pemberian PMN kepada Merpati sebesar Rp 561 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk maintenance dan overhaul pesawat dan mesin sebesar Rp 320,4 miliar, kebutuhan operasional sebesar Rp 156 miliar, investasi Merpati Maintenance Facility (MMF) sebesar Rp 13,14 miliar, investasi sistem IT sebesar 20,67 miliar, dan dana penguatan operasional sebesar Rp 51,1 miliar.
Dana itu sendiri dianggarkan dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara Perubahan (APBN-P) 2011 dan telah disepakati pengalokasiannya oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Merpati juga merupakan salah satu BUMN yang akan diprioritaskan untuk dikaji oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk kembali mendapatkan tambahan PMN pada 2012. Itu disepakati dalam rapat dengan Panja Restrukturisasi dan PMN Komisi VI DPR tanggal 5 Oktober 2011.
Menteri BUMN sebelumnya, Mustafa Abubakar, melalui surat nomor 304/MBU.5/2011 tertanggal 10 Oktober 2011 telah menugaskan PPA untuk segera menyelesaikan kajian kelayakan tambahan PMN tersebut. Merpati berencana mengajukan usulan adanya penambahan dana sebesar Rp 250 miliar yang dianggarkan pada APBN 2012.
"Saya percaya Dirut Merpati bisa menyelesaikan masalah yang ada, asalkan mendapat dukungan dari semua pihak," kata Dahlan.
EVANA DEWI