TEMPO Interaktif, Jayapura – Kubu 14 menyatakan tak gentar terhadap sanksi dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan digelarnya Liga Super Indonesia. Sebaliknya, mereka menilai PSSI telah melanggar statuta dengan membuat Liga Prima Indonesia tanpa dukungan 14 klub.
"Sanksi dari mana? Alasan apa PSSI memberi sanksi? Kita tidak takut itu,” kata Agus Santoso, Asisten Manajer Persiwa Wamena, wakil 14 klub, Selasa, 25 Oktober 2011.
Ia mengatakan, kubu 14 masih membuka kesempatan untuk klub LSI lainnya untuk bergabung di liga mendatang yang rencananya kick off pada 1 Desember 2011. “Masih ada kesempatan, kita ini liga yang sah, yang tidak sah itu yang mana, ini bukan merusak liga karena kita adalah anggota PSSI sah,” katanya.
Agus menegaskan, bila PSSI ingin memajukan sepak bola Indonesia, bukan caranya mengeluarkan kebijakan sepihak. Sebaliknya, harus mendengar suara dari klub dan menerjemahkannya secara baik. “Kalau PSSI berpegang pada prinsipnya, ya tidak akan ketemu,” ujarnya.
Ia menyarankan, jika PSSI ingin mengakhiri polemik, segera merangkul kembali seluruh klub LSI mengikuti putusan kongres di Bali dan mengeluarkan klub yang tidak mengikuti tahapan liga. “Harus kembali ke-18 klub, bukan 24,” tegasnya.
Sebanyak 14 klub sudah pasti tidak akan mengikuti kompetisi yang digelar oleh PT Liga Prima Sportindo akhir Oktober ini. “Karena dalam aturan, yang berhak menggelar liga adalah PT Liga Indonesia, dan untuk masalah ini sudah disampaikan pada FIFA,” kata Agus.
Persiwa termasuk salah satu yang tidak setuju dengan keputusan PSSI. Klub lain di antaranya Persebaya Surabaya (versi Wisnu Wardhana), Persipura Jayapura, Persisam, PSPS Pekanbaru, Deltras Sidoarjo, Persidafon Dafonsoro, Pelita Jaya, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, Sriwijaya FC, dan Mitra Kukar.
JERRY OMONA