Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hadang Radikalisme, Anak Muda Diharapkan Membuka Diri

image-gnews
TEMPO/Machfoed Gembong
TEMPO/Machfoed Gembong
Iklan

TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA -- Masyarakat, khususnya anak muda, diharapkan membuka diri terhadap kelompok lain yang berbeda budaya ataupun agama. Hal ini diyakini bisa menumbuhkan rasa kebersamaan, saling percaya, dan saling pengertian di antara masyarakat dan membendung arus radikalisme. Salah satu cara membuka diri yang dipraktekkan oleh berbagai komunitas agama adalah dengan cara hidup bersama (live in) dengan komunitas yang berlainan agama.

"Para calon pastor tinggal di pesantren, demikian pula sebaliknya, juga mahasiswa persaudaraan lintas iman ke vihara dan tinggal di sana," kata Heru Prakoso, SJ, dosen filsafat agama Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, dalam diskusi tentang terorisme, multikulturalisme, dan media di kampus Universitas Katolik Atma Jaya, Rabu 26 Oktober 2011.

Diskusi hasil kerja sama Tempo dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unika Atma Jaya serta Badan Eksekutif Mahasiswa Fisipol Unika Atma Jaya ini juga menghadirkan Ki Demang dari Paguyuban Sunda Wiwitan, yang mengulas soal multikulturalisme, dan Philipus Parera, Kepala Biro Tempo Yogyakarta, yang membahas soal peran media dalam pemberitaan tentang terorisme.

Diskusi selama tiga jam ini tidak hanya mengundang minat mahasiswa Universitas Atma Jaya, tapi juga Universitas Sanata Dharma, Universitas Gadjah Mada, dan beberapa universitas lain di Yogyakarta. Romo Heru menjawab pertanyaan peserta diskusi bagaimana cara anak muda menangkal radikalisme berkaitan dengan agama.

Heru mengakui tak mudah membangun proses multikulturalisme dalam masyarakat. Mengibaratkan proses hidup bersama yang dilakukan antarkomunitas, Heru mengumpamakan hasilnya baru sebatas orang yang baru kenal seminggu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Minggu pertama baru sebatas menanyakan namanya siapa, dari mana, baru sebatas itulah membangun multikulturalisme ," katanya. Hanya, menurut dia, hal tersebut wajar saja karena itu proses yang butuh waktu lama.

Adapun Ki Demang, yang mengaku terus-menerus mengkampanyekan multikulturalisme alias perseduluran kepada kalangan muda, mengatakan kebersamaan itu ibarat bunga di taman.

Ada melati, mawar, dan kemboja, yang kalau dirawat bersama-sama akan membuat taman lebih indah. "Jadi, kalau Anda Islam, jadilah muslim yang benar, atau Kristen, jadilah Nasrani yang benar. Tapi juga Anda harus menjadi orang Indonesia yang benar," ujarnya.

l BERNADA RURIT

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Salah Abdelsalam. Foto : Wikipedia
Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup


Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Sketsa seniman pengadilan Prancis Elisabeth de Pourquery yang menunjukkan Salah Abdeslam, salah satu tersangka kelompok yang diduga melakukan serangan Paris November 2015, dipajang di atas meja selama wawancara dengan Reuters di rumahnya di dekat Paris, Prancis, 27 September. 2021. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang


Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Polisi Prancis dengan perisai pelindung berjalan di antrean dekat gedung konser Bataclan menyusul penembakan fatal di Paris, Prancis, 14 November 2015. Orang-orang bersenjata dan pengebom menyerang restoran, bar, dan gedung konser yang ramai di lokasi sekitar Paris pada Jumat malam, menewaskan puluhan orang dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Prancis sebagai serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya. [REUTERS/Christian Hartmann/File Foto]
Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.


Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

20 Juni 2017

Sebuah mobil menabrak van polisi di Avenue des Champs-lysees di Paris. REUTERS
Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.


Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah


Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.


Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

12 Oktober 2016

Peringatan yang dikeluarkan polisi Prancis lewat twitter tentang Salah Abdeslam, tersangka pelaku teror di Paris, pada November 2016. Salah Abdeslam ditangkap polisi antiteror Belgia, pada 18 maret 2016. REUTERS/POLICE NATIONALE
Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.


Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

1 Agustus 2016

Pastor Abbe Jacques Hamel (kiri). Gereja Gambetta di Saint-Etienne-du-Rouvray. mirror.co.uk
Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.


Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

28 Juli 2016

Seorang polisi berjaga di depan Balai Kota setelah dua penyerang menyandera lima orang di Gereja Saint-Etienne-du -Rouvray, Normandy, Prancis, 26 Juli 2016. Ini merupakan serangan teroris kedua di Prancis selama bulan Juli. REUTERS/Pascal Rossignol
Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

Jenazahnya lebih sulit diidentifikasi daripada Kermiche karena tubuhnya sudah rusak dalam penembakan.


JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

16 Juli 2016

Wakil Presiden Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto
JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

Sesi Retreat KTT ASEM membahas isu-isu mengenai Brexit, migrasi, terorisme, serta isu-isu keamanan dan perdamaian di kawasan itu.