Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gempa 6,7 SR Bayangi Lembang

image-gnews
Tiga ahli geologi dari Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan pengamatan di sekitar Patahan/sesar Lembang di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Pikiran Rakyat Online
Tiga ahli geologi dari Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan pengamatan di sekitar Patahan/sesar Lembang di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Pikiran Rakyat Online
Iklan

TEMPO Interaktif, - Eko Yulianto terus mendengarkan omongan guru geografi di sebuah sekolah menengah pertama yang berlokasi di kawasan Langensari, Kecamatan Lembang, Bandung, tentang letak sesar Lembang. "Sesar Lembang letaknya jauh dari sini, di selatan Bandung," kata sang guru.

Lantas dia menanyakan hal serupa kepada murid dan guru sekolah dasar di Langensari. Jawabannya seragam: tidak tahu sesar Lembang atau sesar itu letaknya di Pasar Lembang.

Eko, yang menjadi peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menceritakan pengalamannya itu kepada peserta lokakarya tentang bencana kegempaan dan gunung berapi. Lokakarya ini diselenggarakan LIPI dan Japan International Cooperation Agency (JICA) di Jakarta pada Jumat, 28 Oktober 2011.

Peneliti LIPI yang empat tahun terakhir meneliti sesar atau patahan Lembang itu miris melihat minimnya pengetahuan masyarakat. Padahal, kata Eko--doktor lulusan Universitas Hokkaido--sekitar 50 meter dari SD dan SMP di Langensari tersebut, terdapat bukit yang menandakan keberadaan sesar Lembang. Tumbukan antarlempeng atau aktifnya sesar dapat menjadi penyebab gempa besar.

Pada 28 Juli 1976, sesar di bawah daerah Thangsan, Cina, aktif. Terjadi gempa yang menewaskan 240 ribu jiwa. Gempa di Iran pada 1990 juga terjadi akibat pergeseran sesar yang menelan 40 ribu jiwa. Sesar juga memicu gempa di Armenia pada 1998 dan menewaskan 25 ribu jiwa.

Gempa Yogyakarta pada 27 Mei 2006, yang episentrumnya di Pantai Selatan, mengaktifkan sesar Opak dan sejumlah sesar kecil lainnya. Rumah dan bangunan lain hancur di sepanjang sesar Opak yang membentang dari Kabupaten Bantul di Yogyakarta hingga kawasan Candi Prambanan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Lebih dari 5.800 warga yang tinggal di perkampungan padat penduduk di Bantul dan Klaten tewas akibat gempa berkekuatan 6,2 magnitude moment (Mw). Pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano, mencatat gempa ini menyebabkan pergeseran sesar Opak sepanjang 60 sentimeter.

Apakah sesar Lembang--yang panjangnya 22 kilometer dari Cisarua di barat hingga Gunung Palasari di timur--aktif? Apakah ada konektivitasnya dengan sesar Cimandiri, yang berada di selatan, dan sesar Baribis di bagian barat? "Sesar Lembang bergerak dengan kecepatan 2-4 milimeter per tahun," kata Irwan, doktor lulusan Universitas Nagoya, dalam presentasinya pada Lokakarya LIPI-JICA, Jumat pekan lalu.

Irwan dan peneliti dari Jepang menggunakan teknologi global positioning system untuk memetakan deformasi di Jawa Barat dan Aceh. Kerja sama ilmuwan Indonesia dengan Jepang ini juga mencatat laju geser sesar Cimandiri sepanjang 4-6 milimeter tiap tahun. Sesar Cimandiri membentang dari Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi, terus mengikuti Sungai Cimandiri ke arah timur laut sampai Lembang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Riset Irwan dan kawan-kawan ini didukung penelitian sejarah gempa purba oleh Eko. Dia melakukan pengeboran di Pasir Sereh, Cihideung, untuk meneliti endapan sag-pond. Dari temuannya, Eko menemukan, sekitar 2000 tahun silam, sesar Lembang menyebabkan gempa berkekuatan 6,8 Mw. Gempa dengan kekuatan 6,6 Mw terjadi lagi pada 500 tahun lampau.

"Jika pernah terjadi gempa, akan berulang," kata Eko, mengutip teori gempa. Jika demikian, apakah pengulangan gempa di sesar ini sekitar 1.500 tahun? Andai kata demikian, berarti sesar ini akan bergeser lagi pada 2000-an Masehi. Eko buru-buru menepisnya. Menurut dia, kita perlu meneliti sejarah gempa sebelum 2000 tahun silam. Selain itu, diperlukan alat lebih banyak untuk akurasi data.

Gempa berkekuatan 6,8 dan 6,6 Mw yang pernah terjadi di Lembang bisa dibilang besar. Seukuran gempa Yogyakarta 2006 dan gempa Liwa di Kabupaten Lampung Barat pada 15 Februari 1994. Wakil Ketua LIPI Herry Harjono, yang pernah meneliti gempa Liwa, menggambarkan bahwa kerusakan akibat gempa karena dipicu oleh aktifnya sesar Semangko. "Hampir semua bangunan permanen di Liwa rata dengan tanah," kata Herry, yang menjadi koordinator penelitian kegempaan dan gunung api antara LIPI dan JICA.

Ancaman kerusakan di Lembang juga tinggi. Menurut Eko, kawasan cekungan Bandung terbentuk dari pengendapan danau purba. Tanahnya berusia muda dan lunak sehingga rawan bagi bangunan yang berada di atasnya. Hal itu terbukti dari gempa Cisarua (ujung barat sesar Lembang) yang terjadi pada 28 Agustus lalu. Ada 103 rumah yang retak-retak hanya dengan gempa berkekuatan 3,3 skala Richter selama 3 detik.

Eko, yang meninjau lokasi gempa, menemukan banyak rumah dibangun dengan dinding batako. "Rumah-rumah dibangun tanpa tiang-tiang besi beton dengan kualitas adukan atau semen yang rendah," kata Budi Brahmantyo, dosen ITB dan koordinator kelompok riset cekungan Bandung.

Herry berharap pemerintah daerah secepatnya melakukan sosialisasi dan membuat kebijakan. "Untuk mengurangi risiko bencana," katanya. Pada 16 November nanti, Eko dan koleganya bakal melakukan sosialisasi kepada pejabat di Kabupaten Bandung Barat. Mudah-mudahan mereka paham bahwa monster yang mengerikan ada di wilayahnya dan harus dari sekarang bersiap siaga.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.


BNPB Sebut 17.564 Orang Terdampak Gempa Bawean Gresik

5 hari lalu

Warga berada di samping rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Dusun Prapat Tunggal, Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Minggu, 24 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat sebanyak 4.085 rumah, 138 rumah ibadah, 68 sekolah, dan 12 perkantoran di Kecamatan Sangkapura dan Tambak mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
BNPB Sebut 17.564 Orang Terdampak Gempa Bawean Gresik

BNPB mencatat, sebagian besar warga mengungsi bukan karena rumah mereka rusak akibat gempa, tetapi karena faktor trauma.


Info Terkini Gempa M5,8 di Laut Sawu NTT, Dirasakan Terkuat di Ende pada Skala IV MMI

5 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Info Terkini Gempa M5,8 di Laut Sawu NTT, Dirasakan Terkuat di Ende pada Skala IV MMI

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif dasar laut.


Gempa M6,5 di Laut Jawa Jarang Terjadi, BMKG Dorong Pakar Kebumian Lakukan Kajian

5 hari lalu

Warga mengungsi di halaman rumahnya pascagempa di Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur, Sabtu, 23 Maret 2024. Sebagian warga korban gempa bumi memilih mengungsi di halaman rumah mereka untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Gempa M6,5 di Laut Jawa Jarang Terjadi, BMKG Dorong Pakar Kebumian Lakukan Kajian

Kajian ditujukan untuk menyiapkan langkah mitigasi apabila terjadi kemungkinan terburuk seperti gempa bumi yang bisa saja disusul gelombang tsunami.


Gempa Magnitudo 6,8 Guncang Papua Nugini, Terasa di Jayapura dengan Skala III MMI

5 hari lalu

Gempa tektonik magnitudo 6,8 mengguncang wilayah Papua Nugini pada hari Minggu 24 Maret 2024 pukul 03.22.07 WIB. (BMKG)
Gempa Magnitudo 6,8 Guncang Papua Nugini, Terasa di Jayapura dengan Skala III MMI

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi kerak bumi.


BMKG Catat 193 Gempa Susulan di Laut Tuban, Warga Diminta Hindari Bangunan Retak

5 hari lalu

Anggota Babinsa bersiaga di sekitar bangunan terdampak gempa di Dagangan, Parengan, Tuban, Jawa Timur, Jumat 22 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban mencatat, gempa dengan magnitudo 6,5 yang terjadi sebanyak 22 kali itu mengakibatkan kerusakan satu rumah warga di Desa Glagahsari, Kecamatan Soko dan bangunan balai desa lama di Desa Dagangan, Kecamatan Parengan. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
BMKG Catat 193 Gempa Susulan di Laut Tuban, Warga Diminta Hindari Bangunan Retak

Gempa terakhir yang tercatat dengan magnitudo 3,5 berlokasi 141 kilometer timur laut Tuban, Jawa Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.


Begini Kondisi Ratusan Pasien di RS Unair yang Terdampak Gempa Bawean

5 hari lalu

Sejumlah pasien mendapat perawatan di dalam RS Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 23 Maret 2024. Pihak rumah sakit telah membawa seluruh pasien masuk ke dalam ruang perawatan di dalam gedung RSUA yang sebelumnya sempat dievakuasi keluar gedung akibat gempa yang berpusat 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur pada Jumat (22/3) dan berdampak di Surabaya. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Begini Kondisi Ratusan Pasien di RS Unair yang Terdampak Gempa Bawean

Sebanyak 160 pasien Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) sempat dievakuasi akibat terkena dampak gempa Bawean.


BNPB Catat 143 Kepala Keluarga Terdampak Gempa Tuban, 4 Rumah Sakit Rusak

6 hari lalu

Warga membersihkan puing-puing bangunan terdampak gempa di Dagangan, Parengan, Tuban, Jawa Timur, Jumat 22 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban mencatat, gempa dengan magnitudo 6,5 yang terjadi sebanyak 22 kali itu mengakibatkan kerusakan satu rumah warga di Desa Glagahsari, Kecamatan Soko dan bangunan balai desa lama di Desa Dagangan, Kecamatan Parengan. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
BNPB Catat 143 Kepala Keluarga Terdampak Gempa Tuban, 4 Rumah Sakit Rusak

BNPB mengatakan, gempa Tuban juga mengakibatkan sejumlah infrastruktur alami kerusakan yang bervariasi.


Gempa Tuban, RS Unair Evakuasi 160 Pasien

6 hari lalu

Sejumlah pasien yang dievakuasi keluar ruangan tetap mendapatkan perawatan medis di halaman RS Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 22 Maret 2024. Pihak rumah sakit mengevakuasi sejumlah pasien ke luar gedung setelah terjadinya gempa bumi susulan yang berpusat 130 kilometer timur laut Kabupaten Tuban, Jawa Timur dan berdampak di Surabaya. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Gempa Tuban, RS Unair Evakuasi 160 Pasien

Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) terkena dampak gempa magnitudo 6,5 yang melada pesisir utara Jawa Timur.


Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

7 hari lalu

Beredar video dampak gempa Jumat sore di Pulau Bawean yang dibantah BMKG. (infobmkgjuanda)
Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.