TEMPO Interaktif, Jakarta -Duta Besar Indonesia di Swiss, Djoko Susilo, meragukan kredibilitas New7Wonders Foundation, penyelenggara kompetisi tujuh keajaiban dunia. “Saya meragukan kredibilitasnya. Organisasinya bukan organisasi internasional,” kata Djoko saat dihubungi Tempo, Senin, 31 Oktober 2011.
Menurut Djoko, ajang tujuh keajaiban dunia yang diselenggarakan New7Wonders Foundation itu hanya mainan belaka. “Itu ulah seseorang yang membuat seperti kuis dan dipublikasikan di internet,” katanya. Djoko mempertanyakan parameter penilaian yang ditetapkan yayasan tersebut.
Djoko mengaku pihak Kedutaan Besar RI di Swiss pernah melacak keberadaan alamat dan pengelola organisasi yang diklaim bermarkas di Zurich, Swiss. “Di Swiss saja tidak pernah dikenal organisasi ini,” ucapnya.
Pihaknya sempat mencari alamat Bernard Weber, pengelola New 7 Wonders Foundation. Ternyata, Bernard menumpang di rumah kakak iparnya.
Djoko heran kenapa di Indonesia masih marak voting SMS dukungan untuk komodo. Padahal sejak Mei 2011 lalu, tim dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI sudah pernah ke Zurich, Swiss, untuk mengecek keberadaan organisasi tersebut.
Karena organisasai penyelenggaranya tak kredibel, tim Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang didampingi pengacara senior Todung Mulya Lubis memastikan promosi komodo melalui New7Wonders dihentikan. Menurut Djoko, pengelola New7Wonders Foundation, sempat meminta uang kompensasi pada Indonesia sebagai salah satu finalis sebesar US$ 10 juta. Namun karena tak kredibel, pemerintah RI melalui tim Kementerian tak mengabulkan.
Di situs www.new7wonders.com disebutkan ada 28 finalis memperebutkan gelar tujuh kejaiban dunia. Salah satunya Indonesia dengan komoditas andalannya, komodo. Sejak kompetisi ini dipublikasikan, di tanah air marak publikasi voting SMS untuk mendukung komodo. Beberapa provider dan operator seluler berlomba-lomba menyediakan layanan SMS ini. Bahkan SMS yang semula diklaim gratis ternyata berbayar.
Djoko menyayangkan langkah Emmy Hafild yang mengklaim sebagai Ketua Pendukung Pemenangan Komodo. “Saya setuju-setuju saja mempromosikan aset bangsa tapi harus jelas salurannya. Jangan sampai kita malu gara-gara ini,” ucapnya.
Djoko menambahkan pihaknya sepakat aset bangsa dipromosikan termasuk komodo. “Tapi jangan melalui New7Wonders Foundation. Lebih baik aset budaya dan pariwisata dipromosikan sendiri,” kata dia.
ISHOMUDDIN