TEMPO Interaktif, Bandung - Badan Pusat Statistik memperkirakan produksi padi turun, sementara produksi jagung dan kedelai naik di Jawa Barat. “Untuk padi disebabkan oleh penurunan ramalan luas panen, sementara ramalan produktivitas naik dibandingkan 2010,” kata Kepala BPS Jawa Barat Lukman Ismail di kantornya di Bandung, Selasa, 1 November 2011.
BPS memperkirakan produksi padi di Jawa Barat tahun ini hanya mencapai 11,467 juta ton gabah kering giling, atau setara dengan 7,197 juta ton beras. Turun 2,3 persen dibandingkan produksi padi tahun 2010 yang menembus 11,737 juta ton gabah kering giling, atau setara dengan 7,363 juta ton beras. Produksi padi tahun ini diperkirakan turun 269,5 ribu ton gabah kering giling.
Produksi beras 2010 di Jawa Barat sendiri naik 3,66 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Peningkatan produksi tahun 2010 itu disebabkan oleh meningkatnya luas panen 4,48 persen dibanding setahun sebelumnya, 2,03 juta hektare, kendati dibarengi penurunan produktivitasnya 0,97 persen, yakni hanya 57,6 kuintal per hektare.
Lukman mengatakan penurunan produksi padi tahun ini di Jawa Barat disebabkan oleh penurunan luas panennya. Tahun ini luas panen hingga akhir tahun diperkirakan hanya 1,959 juta hektare, atau turun 3,83 persen dibandingkan luas panen selama setahun pada 2010. Kendati demikian produktivitas padi tahun ini naik 1,59 persen dibanding setahun sebelumnya, menjadi 58,52 kuintal per hektarenya.
Menurutnya, kendati produksi turun, diperkirakan tidak mengganggu stok padi untuk konsumsi warga Jawa Barat. Dengan asumsi konsumsi beras setara 98 kilogram per kapita per tahun, konsumsi beras setara 4,2 juta ton. “Masih ada sisa sekitar 3 juta ton beras,” kata Lukman.
Penurunan produksi padi di Jawa Barat itu sejalan dengan penurunan produksi padi nasional tahun ini dari perkiraan BPS. BPS juga memperkirakan produksi jagung dan kedelai nasional juga turun tahun ini.
Kendati produksi jagung dan kedelai nasional turun, di Jawa Barat produksinya malah naik. Produksi jagung Jawa Barat tahun ini diperkirakan 962.136 ton, naik 4,13 persen dibandingkan produksinya tahun 2010. Kedelai tahun ini menembus 60.966 ton atau naik 9,21 persen dibandingkan 2010.
BPS memperkirakan kenaikan produksi jagung sendiri dipengaruhi oleh kenaikan produktivitasnya menjadi 63,7 kuintal per hektare, naik 6,03 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Kendati demikian luas panen tanaman jagung tahun ini malah turun 1,78 persen, menjadi hanya 151.046 hektare tahun ini.
Kenaikan kedelai sendiri tahun ini disebabkan oleh naiknya luas panen berikut produktivitasnya. Luas panen kedelai tahun ini 36.700 hektare, naik 3,56 persen dibandingkan tahun 2010. Sementara produktivitas kedelai Jawa Barat tahun ini 15,21 kuintal per hektare, naik 3,56 persen.
Lukman mengatakan penurunan produksi padi ini tidak serta-merta bakal mempengaruhi harga beras di pasaran. Dia beralasan harga beras di pasar bergantung pada keseimbangan supply dan demand. “Kalau keseimbangan supply dan demand tidak terganggu, tidak akan mempengaruhi harga beras,” katanya.
Kendati demikian, khusus harga beras sepanjang bulan September lalu, survei BPS mendapati harganya naik. Kenaikan harga beras itu merata di seluruh kota di Jawa Barat. Tapi kenaikan harga beras itu bukan penyumbang utama laju inflasi di Jawa Barat. “Penyumbang terbesar inflasi di Jawa Barat adalah cabai merah,” kata Lukman.
Pemerintah Jawa Barat mematok target produksi padi tahun ini 11,7 juta ton gabah kering giling. September lalu target itu dinaikkan pemerintah pusat menjadi 12,559 juta ton gabah kering giling agar proyeksi produksi padi nasional tahun ini 706 juta ton gabah kering giling tercapai.
AHMAD FIKRI