TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk mencetak laba bersih mencapai US$ 376 juta hingga September 2011. Peningkatan laba bersih perusahaan hampir dua kali lipat dari posisi laba bersih perusahaan pada September 2010 sebesar US$ 191 juta.
Kenaikan laba bersih perusahaan didorong oleh peningkatan volume produksi dan harga jual rata-rata batu bara. “Kami berhasil mencapai pertumbuhan produksi. Kami pun akan melanjutkan fokus perusahaan untuk tumbuh secara organik dan sekaligus mencari akuisisi yang strategis,” ujar Direktur Utama PT Garibaldi Thohir di Jakarta, Selasa 1 November 2011.
Menurut Garibaldi, hingga akhir tahun ini perusahaan menargetkan dapat memproduksi hingga 46-48 juta ton. Hingga September ini,Adaro telah memproduksi 35,28 juta ton. Ini naik 10,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 31,84 juta ton. Sementara penjualan juga meningkat 18,4 persen dari 32,36 juta ton menjadi 35,28 juta ton pada September tahun ini.
Kenaikan harga jual rata-rata juga meningkat 25 persen. Kenaikan ini, menurut dia, disebabkan oleh adanya peningkatan harga batu bara termal dan peningkatan kontrak yang berbasis indeks.
Selanjutnya kenaikan laba bersih juga disebabkan oleh keuntungan selisih kurs sebesar US$ 9 juta dan tidak adanya amortisasi goodwill. Sebelumnya perusahaan memiliki beban amortisasi sebesar US$ 40,1 juta pada September 2010. “Tidak adanya amortisasi goodwill karena ada perubahan pada standar akuntansi yang berlaku di Indonesia,” jelasnya.
Pendapatan usaha PT Adaro mengalami pertumbuhan 47,7 persen mencapai US$ 2,92 miliar dari September 2010 sebesar US$ 1,98 miliar.
SUTJI DECILYA