TEMPO Interaktif, Jayapura -- Aksi mogok karyawan PT Freeport Indonesia membuat produksi tambang perusahaan asal Amerika Serikat itu anjlok tajam. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat pada bulan Agustus produksinya melorot hingga 15,57 persen atau kehilangan pendapatan US$ 337,94 juta.
BPS Papua Djarot Soetanto mengatakan penurunan volume produksi otomatis mempengaruhi nilai ekspor Papua. "Sebab, ekspor Papua didominasi dari produksi PT Freeport,” kata Djarot kepada wartawan di Jayapura, Papua, Rabu, 2 November 2011.
Sebelumnya, BPS mencatat nilai eksport Papua terbesar ada pada ekspor biji tembaga dan konsentrat (HS26). Jika dibandingkan pada bulan Juli 2011 lalu, nilai ekspor Papua mencapai 30,56 persen.
Penurunan nilai produksi Freeport biasanya dipengaruhi oleh harga pasar dunia. Namun, saat ini penurunan nilai produksi Freeport disebabkan pada masalah internal perusahaan.
CUNDING LEVI
Baca Juga: