TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti meminta bank sentral berhati-hati memutuskan kebijakan terkait bunga acuan, BI rate. Menurutnya, ruang penurunan suku bunga memang ada tapi terbatas.
Lebih lanjut dia mengatakan, hingga akhir tahun masih akan ada ancaman inflasi karena faktor eksternal. Destry juga menilai deflasi bulan Oktober lalu tidak akan berkelanjutan.
"Jadi, kami ingin BI menurunkan suku bunga dengan lebih hati-hati dan terbatas," kata Destry kepada Tempo Rabu 2 November 2011. Faktor deflasi Oktober karena penurunan harga emas, sesuatu yang di luar kontrol pemerintah juga.
Bank Sentral, kata dia, juga masih akan terus memperhatikan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri pada 2012. Sehingga akan menurunkan suku bunga acuan untuk memberikan stimulasi bagi perekonomian. "Perkiraan Mandiri, BI rate akan turun 25 basis poin menjadi 6,25 persen," kata Destry.
Bulan lalu, Bank Indonesia menurunkan bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,5 persen. Salah satu alasannya karena BI yakin inflasi pada akhir tahun akan berada di bawah 5 persen.
Badan Pusat Statistik mengumumkan Oktober lalu terjadi deflasi 0,12 persen. Akibatnya, catatan inflasi kalender sangat rendah, yaitu 2,85 persen (Januari-Oktober), sedangkan inflasi tahunan (Oktober 2010-Oktober 2011) 4,42 persen.
Jika November-Desember terjaga, inflasi bahkan bisa di bawah 4 persen.
Presiden Direktur Bank CIMB Niaga, Arwin Rasyid menilai sekarang belum perlu ada penurunan suku bunga acuan lagi. Bank sentral perlu memantau perkembangan inflasi dan kondisi krisis global. "Tunggu dulu. Terlalu cepat kalau di cut lagi," kata Arwin.
EKA UTAMI APRILIA