TEMPO Interaktif, Merak- PT Angkutan Sungai Danau dan Pelabuhan (ASDP) Indonesia Ferry mendesak pemerintah agar segera memindahkan Stasiun Kereta Api di dalam Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten. Pasalnya, lahan stasiun itu akan dimanfaatkan untuk perluasan area parkir kendaraan.
"Lokasi parkir kami sangat sempit, tidak ada lagi untuk perluasan," kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry, Danang S Baskoro di Pelabuhan Merak, Rabu, 2 November 2011.
Saat ini, lokasi parkir Pelabuhan Merak hanya seluas lima hektare dan hanya bisa menampung 835 kendaraan. Padahal, kendaraan yang menyeberang di Merak setiap harinya mencapai 5 ribu unit. "Sudah tidak sanggup menampung kendaraan di saat jam padat." ujar Danang.
ASDP juga menghitung pengguna kereta sangat sedikit bila dibandingkan dengan kendaraan yang akan menyeberang dengan ferry. Untuk itu Danang mengusulkan agar stasiun kereta dipindahkan di depan pelabuhan, dan dikembangkan sebagai terminal terpadu.
Ia juga mengaku sudah mendapat respon positif dari Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan. Bahkan Dahlan pernah mempertemukan PT Kereta Api dan ASDP di suatu acara.
Menteri Perhubungan Evert Ernest Mangindaan yang juga hadir saat itu tidak langsung memberi persetujuan atas Danang. Dia bahkan mengatakan kelebihan kereta untuk mengurai kemacetan di Merak jika dipergunakan sebagai angkutan barang massal.
"Atas usulan itu, kami perlu duduk bersama lagi," kata dia.
Pelabuhan Merak melayani penyeberangan ke Sumatera, melalui Pelabuhan Bakauheni Lampung. Pelabuhan ini berada di atas lahan seluas 18 hektare, dan dibagi dalam 5 dermaga. Sebanyak 33 unit kapal ferry beroperasi di pelabuhan ini, 3 diantaranya milik
ASDP dan selebihnya milik swasta.
Tetapi tak jauh dari dermaga terdapat rel dan stasiun kereta dengan panjang 15 meter dan lebar tiga meter. Keberadaan stasiun kereta itu dinilai kurang efektif, bahkan ketika akan dimanfaatkan sebagai angkutan barang massal karena menggangu kendaraan yang melintas di area pelabuhan.
RUSMAN PARAQBUEQ