Ban Motor Ini Cocok di Musim Hujan  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Rabu, 2 November 2011 17:40 WIB
AP/Apichart Weerawong
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pada Oktober ini, intensitas hujan di Tanah Air akan semakin meningkat. Walhasil, kemungkinan terjadinya banjir, genangan air di jalanan, juga semakin besar. Bagi pengendara sepeda motor, kondisi seperti itu perlu mendapat perhatian ekstra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak hanya menyiapkan mesin dan segala perangkat pendukungnya, para pengendara juga wajib memperhatikan dan memilih yang ban. “Ban memiliki fungsi penting bagi motor dan pengendaranya. Bila ban bermasalah, potensi risiko keselamatan dan kenyamanan berkendara juga tinggi,” tutur Paulus Widodo, pemilik toko ban Anugerah, Meruya Utara, Jakarta Barat, saat ditemui, Rabu, 2 November 2011.

Terlebih, lanjut Widodo, kondisi jalanan yang basah tidak saja licin, tetapi juga menyebabkan ban motor mengalami aquaplaning. “Yaitu ban seolah terangkat oleh genangan air sehingga daya cengkeram berkurang drastis,” ujarnya.

Risiko semakin besar manakala ban yang digunakan tidak sesuai dengan kondisi alam yang basah. Lantas, seperti apa ban yang sesuai dengan kondisi jalanan di musim hujan itu?

Berikut penjelasan Widodo:

1. Memiliki kompon yang lunak

Ban yang baik adalah ban yang memiliki daya cengkeram yang kuat terhadap lintasan yang dilaluinya. Ban akan memiliki karakter seperti itu bila komponnya lunak.

Selain itu, ban dengan komponen lunak masih memiliki daya cengkeram yang cukup kuat meski ukiran di telapak ban telah habis atau gundul. “Daya cengkeram ban yang tinggi sangat dibutuhkan oleh motor di saat jalanan tergenang air,” kata Widodo.

Sebaliknya, meski kembangan atau ukiran di telapak ban masih bagus, tetapi bila komponnya keras akan tetap licin saat motor melintasi jalanan basah. Dengan kata lain, ban dengan kompon keras memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibanding ban dengan kompon lunak.

2. Ukiran di telapak

Hal yang patut diperhatikan oleh pengguna motor bukan hanya kondisi atau tingkat kedalaman ukiran di telapak ban saja, tetapi juga pola ukiran. “Terutama pada bagian pinggir permukaan atau telapak ban. Pilih ban yang mempunyai pola ukiran searah,” saran Widodo.

Sebab, groove atau ukiran yang searah berfungsi sebagai jalur sekaligus memecah genangan air sehingga bagian ban yang menonjol bisa mencengkeram permukaan jalan. Bila pola ukiran yang saling berlawanan arah tidak akan mampu menyingkirkan air di lintasan yang dilalui dengan baik. Walhasil, motor rawan tergelincir.

Adapun untuk tingkat kedalaman ukiran pastikan kondisinya minimal 60 persen. Bila kurang dari itu, maka Anda harus ekstra hati-hati.

3. Ukurannya sesuai dengan rekomendasi pabrik motor

Pabrikan sepeda motor tentu sudah mengukur secara matang ukuran komponen yang digunakan oleh motor produksinya termasuk ban. Oleh karena itu gunakan ban sesuai dengan ukuran atau standar dari pabrik untuk motor yang diproduksinya.

Jangan menggunakan ban berukuran lebih kecil dan terlalu besar dari ukuran standar. “Lebar telapak sangat berpengaruh pada daya cengkeram dan pijakan ban terhadap permukaan lintasan atau jalan. Sehingga meningkatkan kestabilan motor saat dikendarai,” tandas Widodo.

Sebaliknya, ban dengan ukuran kecil dengan permukaan telapak yang sempit sangat berpotensi menyebabkan motor tergelincir. Begitu pula dengan ban yang terlampau besar, karena terlalu banyak permukaan telapak yang menempel di lintasan menyebabkan laju motor lebih berat.

“Bila ingin menggunakan ban yang lebih besar, gunakan yang berukuran maksimal lebih besar dua tingkat (biasanya dua inci lebih besar) dari ban bawaan pabrik,” ujar Paulus.

4. Tekanan angin ban

Pastikan tekanan angin ban motor Anda telah sesuai dengan ukuran yang ditetapkan oleh pabrikan. Bila terlalu banyak, maka titik tumpu ban terhadap lintasan yang dilalui hanya berada di tengah-tengah telapak ban.

Kondisi seperti itu berpotensi memicu motor oleng atau limbung saat dipacu terutama saat melibas tikungan tajam. Walhasil, risiko kecelakaan atau terjatuh pun sangat tinggi.

Sebaliknya, bila tekanan angin ban kurang dari ukuran standar maka, permukaan telapak yang menempel di lintasan akan banyak hingga ke bagian pinggi ban. Kondisi itu menyebabkan ban cepat aus, dan bila jalanan digenangi air dan pengendara melibas lubang di jalan maka ban berpotensi pecah atau minimal pelek menjadi bengkok.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi