TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah menyatakan tidak akan melakukan koreksi atas target pertumbuhan ekonomi tahun ini ataupun tahun depan. Karena itu semua faktor yang bisa mempengaruhi roda perekonomian harus diantisipasi.
Salah satunya, kata Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawaty, mengantisipasi gangguan ekonomi akibat bencana alam, terutama banjir. Dia meminta Pemerintah Daerah melakukan persiapan menjaga wilayahnya agar tidak mengalami banjir seperti yang melanda Thailand selama dua bulan terakhir.
"Kami berharap ini tidak terjadi di dalam negeri," kata Anny dalam diskusi bertajuk "Mengukur Kekuatan Indonesia Menghadapi Krisis Global" yang diadakan Froum Wartawan Keuangan dan Moneter bersama Bank Negara Indonesia di Jakarta, Kamis, 3 November 2011. Anny mengatakan pemerintah telah menyiapkan Rp 4 triliun anggaran antisipasi bencana alam.
Selain banjir, Anny menambahkan faktor eksternal yakni krisis di kawasan Eropa dan Amerika Serikat bisa berimbas ke dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi dunia diramalkan turun dari 4,5 persen menjadi 4 persen akibat krisis Eropa dan Amerika. Sedangkan ekonomi negara maju diperkirakan hanya tumbuh 1,9 persen, turun dari prediksi semula 2,6 persen.
Untuk negara berkembang pertumbuhan juga dikoreksi dari 6,4 persen menjadi 6,1 persen. Tapi untuk kawasan Asia Tenggara (ASEAN) hanya terkoreksi sedikit, sebesar 0,1 persen, menjadi 5,6 persen. "Pemerintah akan menjaga pertumbuhan ekonomi sesuai dengan asumsi APBN," kata Anny.
Pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekspor bisa mencapai level tertinggi sebesar US$ 200 miliar. Selain itu inflasi dalam negeri bisa terkendali untuk menjaga konsumsi masyarakat. "Kalaupun ada koreksi ekspor, koreksinya bertambah," kata dia.
Krisis kali ini diyakini mampu dikelola dengan baik. "Pemerintah tetap optimistis karena telah memiliki pengalaman saat lolos dari krisis 2008," katanya.
ALWAN RIDHA RAMDANI