TEMPO Interaktif, Cannes - Para pemimpin Eropa mengatakan akan menghentikan bantuan kepada Yunani bila menolak kesepakatan. Referendum yang akan dilaksanakan nanti menentukan apakah negara tersebut akan menjadi negara yang pertama keluar dari keanggotaan Uni Eropa.
Dalam pembicaraan krisis yang berlangsung di Cannes, Prancis, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengultimatum Yunani akan menghentikan bantuan senilai 8 miliar euro (US$ 11 miliar) yang telah disepakati minggu lalu.
“Referendum akan menentukan apakah Yunani akan tetap bergabung dengan Uni Eropa atau tidak,” kata Merkel kepada wartawan. Sarkozy juga mengemukakan bahwa Pemerintah Yunani tidak akan mendapatkan bantuan satu sen pun jika menolak kesepakatan sebelumnya.
Langkah yang ditempuh Yunani ini membuka kemungkinan negara tersebut akan keluar dari keanggotaan Uni Eropa dengan mata uang tunggalnya, euro.
Yunani berada dalam pilihan yang sulit antara melakukan penghematan atau mengalami default (gagal bayar utang) setelah Perdana Menteri Yunani George Papandreou mengejutkan para pemimpin Eropa dengan mengumumkan akan melakukan pemungutan suara untuk memilih strategi melawan krisis.
Mata uang euro sempat melemah 0,4 persen menjadi US$ 1,3691 pada pukul 1 pagi waktu Cannes. Indeks S&P 500 futures juga turun 0,04 persen.
Kepemimpinan Papandreou kian melemah dan akan menghadapi mosi tidak percaya Jumat besok karena keputusannya melakukan referendum.
"Pasar akan tetap cemas, dan ingin segera mendapat kejelasan terhadap sikap keras Yunani tersebut,” kata Marco Annunziata, kepala ekonom dari GE Capital di San Francisco. “Eropa saat ini lebih fokus pada kejelasan sikap Yunani dibandingkan dengan kembali membuka membicarakan mengenai paket bantuan."
Kondisi terbaru dari krisis Eropa yang telah berlangsung dua tahun ini akan menjadi pembicaraan dalam pertemuan puncak para pemimpin dari negara yang tergabung dalam kelompok G20. Para pemimpin Eropa telah merencanakan pembicaraan tersebut mengubah strategi dan menerima bantuan asing.
Dengan memuncaknya ketidakpastian seperti ini, Wakil Menteri Keuangan Cina, Zhu Guangyao, mengatakan saat ini terlalu cepat bagi Cina yang mempunyai cadangan terbesar di dunia untuk dapat berkontribusi.
Kelompok G20 akan membuka pertemuan resmi dan diskusi makan siang dengan Yunani dan negara Uni Eropa lainnya setelah para pemimpin Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol menggelar pembicaraan di pagi harinya.
Presiden bank sentral Uni Eropa (ECB), Mario Draghi, akan memimpin rapat dewan gubernur Uni Eropa untuk pertama kalinya hari ini. Ia berada dalam tekanan yang sangat besar dari para investor yang menginginkan peningkatan pembelian obligasi dan memangkas suku bunganya untuk melindungi Italia agar dapat bertahan dari lilitan utang serta mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.
Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, kemarin menyelenggarakan rapat kabinet dan sepakat memasukkan langkah-langkah darurat dalam Rancangan Undang-Undang Anggaran yang harus disetujui oleh parlemen pada 15 November mendatang. Langkah tersebut antara lain menaikkan usia pensiun, pelonggaran aturan mengenai pemecatan karyawan, dan mempercepat penjualan aset negara.
Tujuannya adalah agar negara dengan perekonomian terbesar ketiga kawasan Uni Eropa lebih fleksibel, sehingga dapat menenangkan kekhawatiran investor yang telah membuat imbal hasil obligasi Uni Eropa untuk tenor 10 tahun mencapai level tertingginya di atas 6 persen.
BLOOMBERG/ VIVA B. KUSNANDAR