TEMPO Interaktif, Malang - Pengendali usaha Grup Bakrie yang juga bekas Wakil Ketua Umum PSSI, Nirwan Dermawan Bakrie, berharap dua kubu di Arema Indonesia menyudahi pertikaian dan kembali berkiprah di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI).
Harapan itu disampaikan Nirwan untuk menjawab pertanyaan Tempo mengenai kesediaan Grup Bakrie menjadi sponsor Arema saat Arema sudah terbelah dua. Kesediaan Bakrie jadi sponsor pernah disampaikan ke Tempo pada Minggu, 19 Juni lalu atau sebelum Arema jadi dua kubu, lewat surat elektronik (e-mail). Nirwan menulis: “(Kami) tetap sebagai sponsor selama memungkinkan dan dibutuhkan.”
Tiga bulan berselang, Nirwan masih menegaskan Grup Bakrie tetap ingin menjadi sponsor Arema lewat perumahan elite Ijen Nirwana. Namun, kata dia, keinginan itu itu terhambat oleh sengketa antara kubu Rendra Kresna (Bupati Malang merangkap Pembina Yayasan Arema) dan kubu Muhamad Nur (Ketua Yayasan Arema) sehingga Grup Bakrie ingin bersikap netral.
“Saya akan selalu mendukung dan mendoakan Arema, serta teman-teman di Kota Malang. Ijen Nirwana pasti tetap ingin menjadi sponsor, tapi sekarang terhambat karena ada dua kubu. Sedangkan sebagai kegiatan usaha sebaiknya kami netral. Jadi, sebaiknya Arema kembali bersatu dan kembali meramaikan LSI sebagai liga yang sudah dibangun puluhan tahun,” ujar Nirwan lewat surat elektronik yang diterima Tempo pada Jumat, 4 November 2011.
Menurutnya, kehadiran klub Singo Edan di LSI sangat berarti dan diperlukan bagi kompetisi sepak bola di Indonesia. Karena itu, ketika mengetahui Arema didera krisis keuangan yang akut, Grup Bakrie terdorong ingin menyelamatkan Arema karena punya sejarah panjang sejak Arema belum berdiri pada 11 Agustus 1987. “Tak ada keinginan lain kecuali menolong Arema agar kembali menjadi klub terbaik dan mengangkat citra kompetisi LSI."
Manajemen Arema kubu Muhamad Nur masih mengakui kehadiran Bakrie sebagai sponsor lewat Ijen Nirwana sampai 2012. Ijen Nirwana resmi diumumkan jadi sponsor utama Muhamad Nur pada Kamis, 14 Oktober 2010. Pengumuman dilakukan di dalam kompleks perumahan mewah tersebut. Ijen menyetor Rp 4,5 miliar untuk dua musim kompetisi.
Belakangan, Bakrie pun membantu lagi lewat harian Surabaya Post. Namun, menurut Noor Ramadhan alias Nunun, juru bicara Arema versi Muhamad Nur, kontrak kerja sama Arema dengan Surabaya Post tak bisa ditelusuri.
“Yang paling mengetahui kontrak sponsorship dengan Surabaya Post itu Abriadi (Muhara). Setahu kami dia yang pegang dokumen kontraknya,” kata Nunun.
Abriadi adalah bekas asisten manajer merangkap pelaksana harian dan ketua panitia pelaksana pertandingan Arema yang kini menjadi salah seorang pengurus teras Persela Lamongan.
Walau Ijen Nirwana masih diakui, Nunun menukas, bukan berarti Bakrie merupakan investor Arema. Ia pun menegaskan Grup Medco bukan investor Arema. Soal sponsor dan skuad tim akan diumumkan antara tanggal 15 sampai 20 November mendatang.
Manajemen Arema kubu Rendra juga memastikan Bakrie bukan investor mereka. Kepastian ini disampaikan bekas Ketua Badan Liga Amatir Indonesia, Iwan Budianto, dalam jumpa pers sehabis berbuka puasa, Sabtu, 13 Agustus lalu.
Iwan mengaku investor Arema adalah konsorsium pengusaha Malang yang ada di Malang dan Jakarta. Iwan mewakili pengusaha Malang di Jakarta, sedangkan pengusaha di Malang di bawah koordinasi pengusaha properti Iwan Kurniawan (bos PT Anugerah Citra Abadi) bersama Rendra Kresna dan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko.
ABDI PURMONO