TEMPO Interaktif, Bandung -Sekelompok seniman muda Bandung menggelar pameran karya berbagai bentuk di Galeri Padi Artground Bandung. Bertema The Other I, mereka menunjukkan sisi lain dunia fashion sekaligus melontarkan kritik sosial. Sederhana, tapi bernas.
Sosok lelaki berpakaian Batman itu berdiri di bagian atas lapisan garis lingkaran. Jika diandaikan lingkaran itu seperti jam, posisinya tepat di angka 12. Di bawahnya atau arah jam 6, ada pakaian hitam yang biasa dipakai pendeta. Pada arah jam 3 dan 9, disediakan pakaian casual dan santai lainnya.
Baca Juga:
Karya Erwin Budihartanto berjudul Paperdol #1 itu membawa ingatan ke masa kecil, yaitu mainan kertas untuk memilih pakaian yang pantas untuk dipakai tokoh pilihannya. Di dunia nyata, identitas seseorang juga bisa dilihat dari pakaiannya. Tapi ia bisa punya banyak karakter, sebanyak jenis pakaian atau kostum yang dimilikinya di lemari.
Tema gambar cat air di atas kertas itu seperti ditegaskan Vincent Rumahloine lewat The Fighter Series. Karya berupa lima foto hitam putihnya itu memakai obyek seorang petinju. Kesehariannya, petinju yang juga rekannya itu bekerja sebagai pengajar. "Itu termasuk jenis fashion sebagai identitas," kata kurator pameran, Avanti Vai Anggia, kepada Tempo di sela pameran yang berlangsung 5-19 November 2011.
Bagi siapa pun yang menganggap fashion adalah segalanya dan lebih besar daripada dirinya sendiri, karya Monica Hapsari boleh jadi bahan renungan. Berjudul Bigger than Fashion #1 dan #2, lukisan seorang wanita gemuk dengan kolase kain perca warna-warni membalikkan persepsi sebelumnya. Sosok asli rekannya yang seorang perancang itu dipakai sebagai kritik dan bukti. "Dia menunjukkan dirinya punya potensi yang lebih besar dibanding fashion yang dipakainya," kata Vai.
Sisi lain dunia fashion, juga bisa muncul dari arus musik yang digandrungi kaum muda pada zamannya. Kaos-kaos metal yang berseliweran dipakai para penggemar musik metal era 80-90-an misalnya, kini masih jadi trend. Pada kelompok musik underground di Bandung misalnya, kaos-kaos band punk lokal dan dunia tetap jadi pakaian sehari-hari. Dan menjadi kostum wajib pakai saat konser digelar diberbagai tempat.
Seperti halnya tato. Dari sekedar alat penanda pada suku-suku di penjuru dunia, tato menjadi fashion yang tetap digemari. Tekniknya pun berkembang sebagai layanan di salon-salon kecantikan. Fashion memang tak sekedar pakaian.
ANWAR SISWADI