TEMPO Interaktif, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III masih sesuai dengan target pemerintah sebesar 6,5 persen. Badan Pusat Statistik mencatat ada peningkatan pertumbuhan dari triwulan II ke triwulan III sebesar 3,5 persen. "Kalau kondisinya seperti ini, target pertumbuhan akan tercapai," ujar Slamet Sutomo, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik, Senin, 7 November 2011.
Ia mengatakan, besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada triwulan III ini mencapai Rp 1.923,6 triliun dari periode sebelumnya Rp 1.816 triliun. Jadi, secara kumulatif, nilai PDB sampai triwulan III ini mencapai Rp 5.482,4 triliun. Apabila dibandingkan year on year, pertumbuhannya melambat.
Slamet mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada semester ketiga ini didorong oleh pertumbuan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 4,4 persen. Pengangkutan dan telekomunikasi sebesar 3,6 persen serta sektor pertanian sebesar 5 persen. "Pertumbuhan sektor pertanian ditopang pertumbuhan sektor perkebunan, terutama kepala sawit, karet, dan kopi."
Pertumbuhan pada triwulan III ditopang konsumsi domestik di tengah perlambatan ekonomi dunia. Di mana konsumsi rumah tangga meningkat dari 1,3 persen menjadi 2,3 persen. Sedangkan ekspor barang dan jasa mengalami penurunan dibandingkan semester kedua dari 7,2 persen menjadi 5,2 persen.
Impor barang dan jasa pada triwulan III mengalami penurunan hanya menjadi 2,4 persen dibandingkan semester sebelumnya mencapai 6,5 persen. Konsumsi pemerintah turun hanya 10,6 persen dari 26 persen. Serta modal tetap bruto pada triwulan III ini meningkat dari 4,1 persen menjadi 5,1 persen.
Badan Pusat Statistik memperkirakan pertumbuhan pada triwulan IV akan didorong oleh pertumbuhan sektor konstruksi karena banyaknya pembangunan. Sedangkan sektor pertanian akan mengalami perlambatan karena tidak adanya panen raya. Bahkan untuk sektor pertanian padi mengalami penurunan produksi sebesar 1,6 persen dibandingkan tahun 2010. "Inflasi yang rendah membuat daya beli masyarakat meningkat."
Slamet menegaskan, kondisi domestik bisa meng-cover perlambatan pertumbuhan ekonomi karena krisis dunia. Pada triwulan III ini, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 54,2 persen terhadap stuktur produk domestik bruto. "Indonesia tetap akan mengalami pertumbuhan. Tapi tumbuhnya melambat," katanya.
ALWAN RIDHA RAMDANI