TEMPO Interaktif, Jakarta - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) menambah tim penyidik yang bertugas melakukan investigasi kasus penembakan di kawasan penambangan PT Freeport Indonesia, Timika, Papua. Penambahan personil penyidik ini dilakukan menyusul intensitas penembakan yang terus terjadi.
“Tadi malam ada satu tim penyidik dari Direktorat I Bareskrim yang berangkat ke Papua untuk membantu investigasi kasus penembakan. Ada sekitar empat orang,” ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, Selasa, 8 November 2011.
Dengan tambahan tim ini, berarti sudah ada sekitar 34 orang penyidik yang ditugaskan di Papua. “Penyidik yang dikirim ini untuk membantu investigasi petugas di sana (Polres Timika),” kata Saud.
Saud mengatakan hingga kini pihaknya belum bisa membeberkan keterkaitan antara beberapa peristiwa yang terjadi di Papua akhir-akhir ini, mulai dari kisruh Kongres Rakyat Papua III hingga kasus penembakan di area Freeport. “Masih kami kembangkan dari semua lini. Tunggu sampai tim selesai melakukan investigasi,” tandasnya.
Data Mabes Polri menyebutkan sejak Januari hingga November 2011 ini sudah ada sembilan kasus penembakan dengan korban tewas delapan orang dan korban luka sembilan orang. Rata-rata delapan korban yang tewas adalah pekerja kontrak dan karyawan PT Freeport Indonesia (FI) dan perusahaan privatisasi PT FI, PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI).
Baca Juga:
Sedangkan beberapa kasus penembakan juga melukai anggota kepolisian dan merusak kendaraan petugas. Terakhir kali terjadi Senin, 7 November 2011. Anggota Brimob Kelapa Dua, Jakarta, Briptu Marsellinus, mengalami luka tembakan di pelipis kiri saat berpatroli di mile 45. Hingga kini kondisinya makin membaik.
Mabes Polri tidak mengaitkan tewasnya Kepala Kepolisian Sektor Mulia, Puncak Jaya, Ajun Komisaris Polisi Dominggus Otto Awes, dengan konflik di area Freeport. Dominggus tewas ditembak orang tak dikenal yang merampas pistolnya, 24 Oktober lalu, saat bertugas mengamankan Bandara Mulia.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mensinyalir berdasarkan kejadian tahun sebelumnya, diduga kuat pelaku penembakan adalah anggota separatis dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). “Mereka memang sudah terbiasa dan lebih menguasai medan di hutan sehingga menyulitkan aparat melakukan penangkapan,” jelasnya.
ISHOMUDDIN