TEMPO Interaktif,BANGKOK:- Sebanyak 63 senator kemarin mengajukan sebuah mosi untuk mengundak debat umum di Senat agar pemerintah menjelaskan penanganan bencana banjir. Para senator, yang dipimpin Somchai Sawaengkarn, Surachai Liangboonlertchai, Rosana Tositrakul, dan Surajit Chiravej, memasukkan mosi di bawah konstitusi Ayat 161 kepada Ketua Senat Theeradet Meepian.
Dalam mosi, pemerintah lewat Komando Operasi Bencana Banjir telah terbukti tak becus merawat para korban banjir dan menunjukkan inefisiensi dalam penanganan problem, menyebabkan lebih dari 3 juta warga terkena dampak berat dan akibat terganggunya perekonomian.
Somchai mendesak pemerintah segera berkoordinasi dengan Senat merancang tanggal debat umum sebelum sesi parlemen saat ini berakhir pada 28 November mendatang.
Banjir Bangkok memang kian luas. Pemerintah kemarin melansir perintah evakuasi bahwa sepertiga dari 12 juta warga Ibu Kota Bangkok agar meninggalkan rumah mereka. Perintah itu buat 11 distrik dari 50 distrik di Bangkok. Perintah tidak harus dipatuhi, dan banyak warga memilih bertahan tinggal di lantai-lantai atas rumahnya buat melindungi harta bendanya.
Sementara itu, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra menggambarkan rumor “penuh warna” bahwa 111 mantan eksekutif Partai Thai Rak Thai (TRT), yang hampir menyelesaikan lima tahun pelarangan berpolitik, tidak nyaman dengan penanganannya terhadap bencana banjir dan ingin mengganti dirinya.
Hal itu diungkapkannya setiba di Pusat Operasi Penanganan Banjir di gedung Kompleks Energi Kementerian Energi Thailand, di Bangkok. Yingluck membantah rumor bahwa para anggota yang disebut “Perwakilan Nomor 111” ingin menggantikan dirinya dengan Wakil Perdana Menteri Chalerm Yubamrung atau Menteri Kehakiman Pracha Promnok.
Menurut rumor, para mantan petinggi TRT takut Yingluck, yang sulit menangani krisis banjir, bakal menggerus popularitas pemerintahan Partai Pheu Thai.
Senator Rosana Tositrakul, yang dimintai komentar tentang hal tersebut, menyatakan Yingluck tidak bisa sendirian disalahkan. Seluruh birokrasi telah menunjukkan dirinya tidak efektif.
BANGKOK POST | THE GUARDIAN | THE STAR | DWI ARJANTO