TEMPO Interaktif, Jakarta -Kepala Hubungan Masyarakat Kebun Binatang Surabaya, Anthan Warsito mengatakan, kematian komodo betina berusia 20 tahun koleksi kebun binatang itu kemungkinan akibat pembusukan pada sebuah telur yang sedang dia kandung. "Hasil otopsi menunjukan terdapat sebuah bakal telur di dalam perutnya, setelah kami buka telur itu ternyata sudah membusuk kemungkinan akibat infeksi," kata Anthan kepada Tempo 9 November 2011.
Infeksi ini, kata Anthan, kemungkinan akibat luka luar berupa sayatan dikulit dekat kaki kiri belakang. Luka luar ini, sebenarnya merupakan luka baru, hanya entah karena apa, inveksi pada luka tersebut cepat menyebar hingga menyebabkan terjadinya inveksi dalam tubuh.
Mengenai penyebab luka, Anthan memperkirakan imbas dari gigitan komodo lainya. Apalagi, komodo yang mati memang sedang kawin dengan empat pejantan di kandang tersebut. "Satu kandang ada empat jantan dan tiga betina, mungkin rebutan kawin akhirnya kena gigitan dan terluka," kata dia.
Untuk menghindari serangan dari komodo jantan lainya yang ingin mengawininya, bahkan komodo ini sempat naik ke bebatuan buatan di dalam kandang tersebut yang tingginya sekitar satu meter. Di atas batu inilah, komodo tersebut diketahui mati pada Selasa 8 November 2011 kemarin.
Selain itu, hasil analisa tim dokter hewan juga menunjukan jika komodo tersebut memang sudah cukup tua. "Di Pulau Komodo sana, tidak ada yang mampu hidup sampai usia 20 tahun," kata dia.
Sementara itu, KBS sendiri sebenarnya memiliki enam kandang komodo. Kandang 1 dihuni 7 komodo (empat jantan dan tiga betina), dikandang inilah lokasi komodo yang mati. Sedangkan dikandang 2 dan 3, terhubung dan dihuni oleh 11 ekor komodo. Di kandang nomer empat berisi 13 komodo anakan, dan kandang lima berisi 24 ekor, dan ada satu lagi kandang penangkaran yang berisi sembilan ekor.
FATKHURROHMAN TAUFIQ