TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam, menerbitkan obligasi berkelanjutan dengan target perolehan dana mencapai Rp 4 triliun. Obligasi berkelanjutan tersebut memiliki tingkat bunga tetap yang akan diawali dengan penerbitan obligasi Tahap I sebesar Rp 1,5 triliun. Ada dua seri yang akan ditawarkan, yaitu Seri A berjangka waktu tujuh tahun dan Seri B yang berjangka waktu 10 tahun.
"Indikasi tingkat bunga obligasi Seri A sebesar 8,375 persen hingga 9,125 persen. Sementara obligasi Seri B sebesar 9 persen hingga 9,750 persen," kata Presiden Direktur PT Deutsche Securities Indonesia, Agus Wicaksono, Kamis 10 November 2011, di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta.
Masa penawaran awal obligasi tahap I tahun 2011 akan dilakukan pada 10-24 November, tanggal efektif 2 Desember, masa penawaran umum pada 6-9 Desember, tanggal penjatahan pada 12 Desember, tanggal distribusi secara elektronik pada 14 Desember, dan tanggal pencatatan pada Bursa Efek Indonesia pada 15 Desember.
Obligasi ini telah mendapat pemeringkatan dari Pefindo sebagai "idAA". Dari target maksimal perolehan dana yang Rp 4 triliun, setelah dikurangi biaya-biaya, di antaranya sekitar Rp 800 miliar (20 persen) akan digunakan untuk investasi rutin perseroan untuk menunjang kinerja operasional dan memelihara stabilitas produksi. Itu dilakukan dalam bentuk pembangunan prasarana dan pembangunan, serta pembelian mesin dan alat produksi.
Sedangkan sekitar Rp 3,2 triliun (80 persen) sisanya akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam rangka pembukaan tambang baru untuk operasi perseroan maupun sebagai pasokan bahan baku bagi proyek pengembangan yang diarahkan ke hilir.
Sementara dalam penawaran tahap I ini, sekitar Rp 450 miliar (30 persen) dari target perolehan dana akan digunakan untuk investasi rutin di unit-unit bisnis perseroan untuk menunjang operasional dan memelihara stabilitas produksi. Sedangkan sisanya sekitar Rp 1,05 triliun (70 persen) akan digunakan untuk pengembangan usaha, di antaranya untuk belanja modal, renovasi pabrik, ataupun pembukaan tambang.
"Apakah penawaran pada tahap ini akan ditingkatkan atau tidak, masih harus kami lihat dulu. Kalau permintaan lebih, bisa saja kami lakukan. Tapi kalau langsung sekaligus Rp 4 triliun, mungkin tidak," kata Direktur Utama Antam Alwinsyah Lubis.
EVANA DEWI