TEMPO Interaktif, Cirebon - Dewan Bawang Merah Indonesia, yang merupakan organisasi untuk petani bawang merah seluruh Indonesia, terbentuk di Cirebon, Jawa Barat. Pembentukan Dewan ini merupakan salah satu hasil Kongres Bawang Merah Indonesia di Cirebon, Kamis 10 November 2011. Dalam kongres yang dikuti asosiasi petani bawang merah dari 9 provinsi di Indonesia itu, mereka minta agar pemerintah membatasi impor bawang merah yang membuat petani terpuruk.
Ketua Asosiasi Pembenihan Bawang Merah Indonesia, Agusman Kastoyo, menjelaskan, kongres ini diselenggarakan sebagai bentuk keprihatinan petani bawang merah di Indonesia atas banyaknya impor bawang merah asal India yang masuk ke Indonesia. Dijelaskan Agusman, kebutuhan bawang merah di Indonesia capai 1,5 juta ton pertahun. "Kita memang baru bisa memenuhi 80 persennya," katanya.
Tapi, kata Agusman, bawang merah impor yang masuk jauh lebih banyak dari kebutuhan tersebut. "Akibatnya, harga bawang merah lokal pun jatuh," kata dia. Sebab, harga bawang impor itu sekitar Rp 3 ribu per kq. Padahal, modal untuk bawang merah lokal, mulai dari pembibitan hingga panen, berkisar Rp 5 ribu hingga 7 ribu per kg.
Untuk itulah, lanjut Agus, mereka membentuk Dewan Bawang Merah Indonesia. "Kami ingin petani bawang merah bersatu untuk menyuarakan aspirasi ke pemerintah," katanya.
Agusman juga meminta kepada menteri pertanian dan menteri perdagangan untuk bisa lebih sinkron dalam mengambil kebijakan terkait produksi bawang merah nasional. "Batasi impor bawang merah," katanya. Selain itu, mereka juga meminta perbaikan infrastruktur serta bantuan pembenihan.
IVANSYAH