TEMPO Interaktif, Bekasi - Lembaga pendamping Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) membagikan kondom gratis di tiga wilayah Kota-Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sebanyak 15 ribu kondom per bulan. Kondom diberikan kepada lima populasi risiko tinggi seperti pengguna jarum suntik, pekerja seks komersial, waria, gay, dan laki-laki risiko tinggi seperti sopir truk buruh pabrik.
"Kondom itu untuk mengurangi risiko penularan," kata A. Hazami S. AR, Program Direktur Mitra Sehati, lembaga yang aktif mendamping ODHA di tiga wilayah tersebut kepada Tempo, Jumat 11 November 2011.
Lembaga pendamping, kata Hazami, berkejar-kejaran dengan laju peningkatan angka penderita HIV/AIDS di Kota Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Berdasarkan catatan Mitra Sehati, jumlah penderita di Kota Bekasi hingga akhir November 2010 sebanyak 568 HIV dan 664 kasus AIDS. Di Kabupaten Bekasi, hingga Mei 2011 sebanyak 504 kasus HIV dan kasus 124 AIDS, di Kabupaten Karawang sebanyak 94 kasus AIDS dan 176 kasus HIV.
Menurut Hazami, mekanisme pembagian kondom dilakukan melalui tujuh lembaga di bawah koordinasi Mitra Sehati yag tersebar di tiga wilayah itu. Setiap lembaga punya kelompok sasaran pendampingan.
Di Kota Bekasi ada Lembaga Studi Paradigma Rakyat (Lepra) yang menjangkau pekerja seks dan laki-laki berisiko tinggi, Lembaga Kasih Indonesia menjangkau pengguna jarum suntik narkoba dan ODHA, dan Gaya Patriot khusus menjangkau laki-laki yang suka sama laki-laki.
Kemudian di Kabupaten Bekasi ada Perhimpunan Perempuan Sehati yang menjangkau pekerja seks, laki-laki berisiko tinggi, dan gay. Grapik menjangkau pengguna jarum suntik narkoba dan ODHA. Di Kabupaten Karawang ada Yayasasn Kita Kita menjangkau pekerja seks dan laki-laki suka laki-laki, serta GASAK menjangkau pengguna jarum suntik dan ODHA.
"Pengguna jarum suntik pun kami bagikan kondom karena mereka juga melakukan seks bebas," kata Hazami.
Mitra Sehati telah memetakan wilayah rawan penyebaran HIV/AIDS di tiga wilayah tersebut, tapi belum semua terjangkau dengan baik. Wilayah rawan di Kota Bekasi meliputi Kecamatan Jatisampurna, Jatikarya, Bantargebang, dan lokasi-lokasi panti pijat, diskotik dan kafe, hotel, serta lokasi pekerja seks jalanan seperti di sekitar Stadion Patriot.
Sementara di Kabupaten Bekasi ada 24 lokasi rawan, tapi baru 13 lokasi yang dijangkau. Di antaranya Kecamatan Cibitung yang memiliki empat tempat pelacuran, yakni Tenda biru, Malvinas, Kedaung, dan lokalisasi Cibitung Belakang Laut.
Kemudian lokasi pekerja seks jalanan dari Bulak Kapal, Bekasi Timur, sampai Tambun, panti pijat, diskotek, karaoke, hotel, lokalisasi pulau nyamuk dan pasar seng di Cikarang Utara, lokalisasi tanah merah di Kedungwaring, lokalisasi Lubangbuaya di Kecamatan Setu, Pasir Konci di Cikarang Selatan, Tegal Danas, dan lokalisasi Pasir Sedot di Cikarang Pusat.
Adapun wilayah yang belum terjangkau seperti Kecamatan Serang dan Cibarusah. "Kami harapkan masing-masing lembaga pendamping di wilayah memiliki strategi untuk masuk ke kelompok rawan itu dan membagikan kondom ke mereka," katanya.
Menurut Hazami, kondom yang dibagikan secara gratis merupakan bantuan dari Global Fund yang disalurkan melalui Komisi Penanggulangan AIDS. Setiap lembaga pendamping di tiga wilayah diberi jatah kondom sekitar 2.000 kondom per bulan. "Sejauh ini kondom tersebut selalu habis," kata dia.
Sementara itu, Mitra Sehati kembali menerima bantuan dana operasional dari Global Fund, lembaga donor yang bermarkas di Jenewa, Swiss. Bantuan diberikan mulai Oktober lalu. Untuk lembaga pendamping di Kota Bekasi sekitar Rp 24 juta lebih. Adapun dana operasional untuk Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang Rp 17 juta lebih per bulan.
HAMLUDDIN