TEMPO Interaktif, Tangerang - Kepolisian semakin kesulitan menemukan motif di balik pembunuhan sadis Angga Saputra, 4,5 tahun, pasca-ditemukan jasad yang diduga Sri Mulyani, ibu kandung Angga. Jenazah ibu satu anak ini ditemukan di pinggir tol Tangerang-Jakarta Km 24.700.
“Kami menduga keras jasad wanita yang ditemukan petugas PJR itu adalah Sri Mulyani,” kata Kepala Kepolisian Resor Metro Tangerang Komisaris Besar Bambang Priyo Andogo saat peresmian Kepolisian Sektor Cisauk, Sabtu, 19 November 2011.
Ciri-ciri mayat wanita yang ditemukan di tol pada 17 November 2011 itu sesuai ciri-ciri Sri Mulyani saat meninggalkan rumah. Mayat itu mengenakan kaus putih, celana training hitam dibalut sweater hitam, dan rambutnya sebahu. Wajah jenazah sulit dikenali karena tubuhnya remuk akibat ditabrak kendaraan besar. “Untuk memastikan apakah mayat wanita itu Sri Mulyani, harus dilakukan tes DNA,” kata Bambang.
Padahal, kata Bambang, Sri adalah kunci dalam menguak misteri tewasnya Angga, yang mengenaskan, dengan usus terburai dan lengan kiri terpotong. Menurut Bambang, sampai saat ini pihaknya sudah memeriksa tiga orang saksi, yakni Sunardi, Sartono (kakak ipar), dan Yuli (kakak kandung Sri Mulyani). "Dari semua keterangan yang ada, Sri menghilang pasca-kejadian pembunuhan itu," ujarnya.
Mengenai motivasi pembunuhan itu, Bambang belum memastikan. Namun berdasarkan analisis, pembunuhan itu dilatarbelakangi oleh masalah keluarga. "Kabarnya suami sering mengirim uang ke kampung dalam jumlah banyak. Sementara uang untuk istri sedikit. Sebab, Angga selama ini diurus oleh neneknya di Sragen, Jawa Tengah," kata dia.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Metro Kabupaten Tangerang, Komisaris Shinto Silitongga, belum memastikan penyebab kematian Sri, apakah bunuh diri atau karena faktor lain. “Kami tidak mau berasumsi. Kami juga belum memastikan siapa pembunuh Angga, jadi belum tentu juga Sri pelakunya,” katanya.
Ika, 64 tahun, ibu Sri, mengatakan selama ini anaknya ternyata meminta agar Angga tinggal bersama kedua orang tuanya di Curug, Kabupaten Tangerang. Sementara Sunardi justru lebih mempercayakan pengurusan anaknya itu kepada ibunya, Tugiyem, di kampung halamannya, Sragen. "Angga datang ke sini hanya untuk liburan dan dijemput ayahnya," kata dia.
JONIANSYAH