TEMPO Interaktif, Solo - Wali Kota Surakarta Joko Widodo mengatakan sedang mempertimbangkan tawaran untuk mencalonkan diri dalam pemilihan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Pernyataan ini menanggapi kabar bahwa dirinya dan beberapa kepala daerah lain akan ikut bersaing memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta periode mendatang, menggantikan Fauzi Bowo yang akan habis masa jabatannya pertengahan tahun depan.
"Ketika akan melakukan sesuatu, harus dikalkulasi, dihitung, dan diukur. Ukuran-ukuran itu yang baru dalam proses,” ujar Joko Widodo alias Jokowi kepada Tempo di sela-sela Festival Gethek di Taman Ronggowarsito, Jurug, Surakarta, Minggu, 20 November 2011.
Sebelumnya kepada Tempo, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DKI Jakarta Pantas Nainggolan mengatakan, sudah 18 orang yang mengambil formulir penjaringan calon gubernur. Sepuluh di antaranya kader partai, sisanya dari kalangan eksternal.
Meski demikian, menurut Pantas, yang sudah mengembalikan formulir penjaringan baru dua orang. Mereka adalah Wakil Wali Kota Surabaya yang juga Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur Bambang Dwi Hartanto dan Hasnaini, calon independen.
Adapun Jokowi yang dianggap berhasil memimpin Surakarta belum menyatakan dengan tegas kapan akan mengembalikan formulir pencalonan kepada DPD PDIP DKI Jakarta. “Saat ini masih dalam proses,” ujarnya.
Tempo kembali menyakan soal kesanggupannya menuntaskan persoalan banjir dan macet yang menjadi problem besar di Jakarta dan dia mengatakan ini bukan saatnya bicara soal bisa tidak menyelesaikan masalah Jakarta. Soalnya, menurut dia, kalau sudah terpilih menjadi pemimpin, tugas apapun dari rakyat dan partai, sudah seharusnya dikerjakan.
Saat ini pengusaha mebel itu menjadi Wali Kota Surakarta untuk periode kepemimpinan kedua hingga 2015 nanti. Dalam pemilihan April tahun lalu, Joko yang berpasangan dengan FX Rudyanto memperoleh hingga 90 persen suara.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Solo Hadi Rudyatmo mengaku tidak tahu-menahu soal rencana pencalonan Jokowi untuk pemilihan Gubernur DKI Jakarta. “Tapi mungkin saja. Kan, pemilihannya sudah dekat,” ujarnya.
Hadi mengatakan, munculnya dukungan agar Jokowi mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta harus ditanggapi positif. Sebab, hal itu menandakan ada kader PDIP di daerah yang dianggap mampu.
Soal Solo yang akan kehilangan Jokowi jika benar-benar menjadi Gubernur DKI Jakarta, Hadi menegaskan itu bukan soal besar. Bagaimanapun, menurut dia, Solo akan kehilangan Jokowi pada 2015, saat periode kedua kepemimpinannya berakhir. "Jadi jika akhirnya partai menugaskan Jokowi ke DKI Jakarta atau Jawa Tengah, tentunya partai sudah bersiap melakukan regenerasi dan kaderisasi," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO