TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertanian mengusulkan penambahan untuk subsidi bantuan langsung benih padi hibrida dari sebelumnya Rp 219 miliar menjadi Rp 252 miliar untuk lahan seluas 300 ribu hektare. “Kami anggarkan sekitar Rp 40 miliar di areal seluas 10 ribu hektare untuk pembinaan penangkar benih hibrida,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Pertanian DPR di gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin, 21 November 2011.
Dengan begitu, lanjutnya, beban anggaran untuk penanaman lahan dengan benih hibrida meningkat menjadi Rp 2,35 juta per hektare dari sebelumnya sebesar Rp 840 ribu per hektare. Peningkatan biaya tersebut sudah termasuk dalam hitungan biaya pembinaan penangkar, penanggulangan organisme pengganggu tanaman, dan biaya pupuk.
Anggota Komisi Pertanian DPR dari Fraksi Golongan Karya Siswono Yudo Husodo meminta Kementerian Pertanian mengurangi alokasi anggaran untuk subsidi benih hibrida. Alasannya, kemampuan produksi benih hibrida di dalam negeri hanya 36,79 persen atau hanya untuk kapasitas penggunaan seluas 107 ribu hektare. Sedangkan untuk mencapai 300 ribu hektare dipastikan harus dipenuhi dari impor yang biasanya berasal dari Cina.
“Sebaiknya sisa dana itu tidak digunakan untuk impor benih hibrida, tapi untuk pengadaan benih nonhibrida di dalam negeri,” kata dia dalam kesempatan sama. Siswono meminta pemerintah tidak mengubah anggaran begitu saja. Penambahan subsidi benih hibrida, kata dia, akan dirasa mubazir karena hasil kunjungan kerja di lapangan menemukan bahwa petani tidak menyukai pemberian subsidi benih tersebut. Benih padi hibrida dinilai belum siap diterapkan oleh petani Indonesia karena membutuhkan terapan teknologi.
“Karena itu saya minta pemerintah tidak memaksakan bantuan benih hibrida. Contohnya di Nusa Tenggara Timur, ternyata bantuan benih hibrida yang diberi pemerintah tidak cocok karena lahan yang menggunakan benih itu memerlukan pupuk dan air yang cukup. Hibrida sangat sensitif,” tutur dia.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, realisasi penyaluran BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) benih padi hibrida sampai dengan minggu ketiga November 2011 mencapai 89,63 persen atau sebanyak 1.168.733 kilogram yang mencakup 77.916 hektare.
ROSALINA