TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Operator Jalan Tol Plus Expressways Berhad akan memfokuskan pengerjaan ruas tol Palimanan mulai tahun depan. Mereka menargetkan penyelesaian konstruksi ruas tol ini rampung pada 2014 mendatang. “Target memulai konstruksi mulai tahun depan,” ujar Dato' Noorizah Hj Abd Hamid, Managing Director PLUS Expressways Berhad -anak usaha Khazanah Berhad Malaysia dihadapan para jurnalis di kantornya Selasa 22 November 2011.
PLUS Expessway Berhad ini merupakan pemegang saham mayoritas dari PT Lintas Marga Sedaya (LMS). Perusahaan ini merupakan salah satu pemegang konsesi Tol Cikampek- Palimanan. Tol yang akan menyambungkan jalan dari Cikopo di Purwakarta hingga palimanan di Kabupaten Cirebon. Selain PT LMS, konsesi juga dipegang oleh PT Bhakara Utama Sedaya- perusahaan patungan antara PT Gapura Buana, PT Bukaka Teknik Utama dan PT Saratoga Sedaya Utama.
Tol Cikampek Palimanan ini merupakan ruas tol trans Jawa yang pembangunannya terkatung-katung. Sejak perjanjian Pengusahaan Jalan Tol diteken lima tahun lalu, proses pembebasan lahan belum tuntas sepenuhnya.
Dato' Noorizah mengatakan pengerjaan tol ini bakal dilakukan setelah persetujuan penandatanganan amandement konsesi persetujuan pada 27 Oktober lalu. Mereka mendapatkan konsesi selama 35 tahun. Saat ini mereka masih dalam proses penyelesaian pembebasan lahan di sekitar Cikampek-Palimanan. Tak kurang dari 90 persen lahan tol mereka sudah terbebaskan.
Mereka mengharapkan pengerjaan tol bisa berlangsung cepat. Dengan memulai konstruksi yang diawali dengan penyelesaikan pembebasan lahan dan peletakan batu pertama pada tahun ini. “Tetapi peletakan batu pertama ini tergantung Menteri Pekerjaan Umum,” ujar Mohammad Fuad Khusairi Senior General Manager Operations Division PLUS Expressways Berhad. Perusahaan ini menargetkan konstruksi dilakukan mulai Maret 2012.
Pengerjaan tol sepanjang lebih dari 116 kilometer ini memang memakan dana cukup besar. Dari perjanjian baru ini – mereka menyampaikan revisi bujet pembangunannya akan membutuhkan Rp 12,5 trilyun. Yang sebagian besarnya untuk konstruksi dan sisanya untuk pembebasan lahan. Mereka akan membiayai pembangunan tol ini 70 persennya dari dana perbankan dan sisanya dari pembiayaan internal.
Dato' Noorizah juga mengatakan dengan penandatanganan amandemen baru ini perusahaan lebih merasa terlindungi dari resiko dan bisa mendapatkan dana pembiayaan yang lebih banyak. “Lebih gampang dibayar bank untuk melindungi dari resiko yang besar,” ujarnya.
Sayangnya Dato' Noorizah enggan menyampaikan berapa besar dana yang telah keluar selama lima tahun. “Yang pasti memang besar, karena kami harus membayar biaya operasional dan biaya pembebasan tanah,” ujarnya.
Waktu lima tahun merupakan waktu yang tak sebentar. Dia mengatakan jika perusahaan lain mungkin sudah akan meninggalkan bisnis jika dalam waktu tiga tahun tak ada kemajuan. “Tapi kami harus tetap tinggal dan mengerjakannya. Karena ini sudah merupakan perjanjian pemerintah ke pemerintah. Kami membawa bendera Malaysia,” ujarnya.
DIAN YULIASTUTI