TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk akan menerbitkan surat utang senilai Rp 1,5 triliun. Obligasi ditawarkan dalam dua seri, yakni Seri A berjangka waktu tiga tahun dengan bunga 6,75 hingga 7,75 persen dan Seri B selama lima tahun dengan bunga 7,75 hingga 8,75 persen. Perseroan mulai menawarkan obligasi tersebut mulai hari ini hingga 6 Desember mendatang untuk kemudian dilakukan penjatahan pada 21 Desember dan pencatatan 27 Desember 2011.
Wakil Presiden Direktur CIMB Niaga, Catherine Hadiman, mengatakan dana yang diperoleh akan dipakai untuk meningkatkan ekspansi kredit perseroan. "Juga untuk mengurangi ketidak-selarasan tenor pendanaan dan pembiayaan," ujarnya dalam paparan publik Penawaran Umum Obligasi I Bank CIMB Niaga di Financial Hall Graha Niaga Jakarta, Rabu, 23 November 2011.
Menurut Catherine, bunga obligasi akan dibayar setiap tiga bulan. Sebagai penjamin emisi surat utang, CIMB menunjuk PT CIMB Securities Indonesia. PT Pemeringkat Efek Indonesia telah menetapkan rating idAAA. Dia berharap investor ritel membeli sedikitnya 30 persen dari total obligasi. Adapun sisanya bisa berasal dari investor institusi. "Saat subdebt lalu begitu, kalau bisa lagi berarti bagus."
Sebelumnya, CIMB Niaga menerbitkan subdebt Rp 1 triliun untuk menjaga rasio kecukupan modal (CAR). Direktur Keuangan dan Strategi CIMB Niaga, Wan A. Razli, mengatakan perusahaan akan menjaga rasio kecukupan modal di posisi 12 hingga 13 persen. "Hari ini 13,6-13,7 persen, cukup mendukung perkembangan kredit," kata Wan.
Disinggung soal target tahun depan, Catherine berharap kredit bisa tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Banyak analis memperkirakan perekonomian dalam negeri akan tumbuh 6,1 hingga 6,3 persen tahun depan. "Kurang lebih kredit akan tumbuh tiga
hingga empat kalinya," ujarnya. Meski demikian, dia tak mau mengumbar target. "Kami belum memutuskannya."
Hingga September 2011, CIMB Niaga telah menyalurkan kredit sebesar Rp 121,71 triliun, naik 26 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 96,29 triliun. Hasil ini melebihi proyeksi perseroan yang hanya mentargetkan pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 20 persen.
Selama sembilan bulan tahun ini laba bersih perseroan mencapai Rp 2,38 triliun atau meningkat 33 persen dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 1,79 triliun. Pertumbuhan laba bersih disokong pendapatan operasional yang naik dari Rp 6,5 triliun pada September 2010 menjadi Rp 7,65 triliun. Hasil mengkilap juga tampak dari jumlah aset CIMB Niaga yang kini mencapai Rp 159,15 triliun, naik 23 persen dibandingkan September 2010 sebesar Rp 129,14 triliun.
SUTJI DECILYA