TEMPO Interaktif, Tenggarong - Rumah Sakit Umum Daerah AM Parikesit, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terus kebanjiran korban runtuhnya Jembatan Kartanegara, Sabtu, 26 November 2011.
Untuk melayani seluruh korban yang selamat, aula rumah sakit berubah fungsi menjadi ruang Unit Gawat Darurat. "Semua korban dirawat di aula," kata salah seorang penjaga pintu UGD RSUD AM Parikesit.
Aula tersebut disekat-sekat menyerupai ruangan kecil, lengkap dengan kasur untuk para korban. Puluhan dokter dan paramedik dikerahkan untuk merawat para korban. Sebagian besar korban mengalami luka di bagian kepala.
Hingga saat ini tercatat korban selamat sebanyak 21 orang, sedangkan korban meninggal empat orang. Jumlah akan terus bertambah karena pencarian masih terus dilakukan. "Sampai sekarang kami masih terus melakukan pencarian," kata Kepala Sub bagian Penanggulangan Bencana Badan Kesbang Linmas Kutai Kartanegara, Herlambang.
Dari ruang jenazah, empat mayat terbujur kaku. Satu di antaranya bayi berusia satu tahun enam bulan bernama Alisia. Sedangkan seorang lagi identitasnya belum diketahui.
FIRMAN HIDAYAT