TEMPO Interaktif, Surakarta - Upacara adat kirab pusaka Keraton Kasunanan Surakarta berlangsung pada Ahad dini hari, 27 November 2011. Prosesi kirab untuk memperingati Tahun Baru Jawa tersebut disaksikan ribuan masyarakat yang berjubel di sepanjang jalur kirab. Hanya, pemberangkatan kirab sempat tertunda lantaran kerbau bule yang harusnya menempati barisan terdepan ngambek.
Menurut pantauan Tempo, tujuh ekor kerbau bule tersebut bahkan sempat berjalan sebelum rombongan pembawa pusaka bersiap. Pengasuh hewan peliharaan keraton, Utomo Gunadi, terlihat berjuang keras mengajak hewan itu kembali ke depan keraton, tepatnya di depan Bangsal Kori Kamandungan.
Bukannya kembali ke tempat pemberangkatan, kerbau tersebut justru berjalan ke arah kandang. Sejumlah petugas mencoba menghalangi dengan menutup pintu gerbang. Kerumunan masyarakat di lokasi tersebut segera tersibak untuk memberi jalan bagi hewan tersebut.
Sekitar setengah jam tujuh kerbau berwarna putih tersebut berputar-putar di depan keraton. Sebagian pengunjung memilih menyingkir daripada diterjang hewan bertanduk panjang tersebut. Namun akhirnya pawang berhasil mengatasi masalah itu. Kerbau bule itu kembali ke barisan untuk memimpin jalannya kirab.
Prosesi kirab yang melibatkan kawanan kerbau bule itu telah berlangsung sejak lebih dari satu abad lalu. Saat ini keraton memiliki kerbau bule sebanyak 24 ekor. Satu di antaranya saat ini berkeliaran di sekitar Solo Baru dan enggan kembali ke keraton.
Namun dalam prosesi ini keraton hanya mengeluarkan tujuh ekor kerbau. Alasannya, agar pengendaliannya lebih mudah. “Selain itu kami memilih kerbau bule yang kondisinya prima,” kata Wakil Pengageng Sasana Wilapa, Kanjeng Pangeran Winarno Kusumo.
Sedangkan Pengageng Pariwisata Keraton, Satryo Hadinagoro, menyebutkan prosesi kirab tersebut mengambil rute mengelilingi tembok benteng keraton. “Ada sepuluh pusaka yang dikirab,” kata Satryo. Sepuluh pusaka berupa tombak tersebut hanya dikeluarkan pada saat kirab malam Tahun Baru Jawa.
AHMAD RAFIQ