TEMPO Interaktif, - Jembatan Sungai Mahakam di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang menghubungkan Tenggarong Seberang dengan Tenggarong Kota ternyata sudah 6 kali ditabrak ponton atau kapal pengangkut batu bara yang mempunyai lambung datar. Akibat tabrakan yang terjadi pada 23 Januari 2010 itu jembatan sepanjang 400 meter, lebar 10 meter, dan tinggi lima meter ini hampir roboh.
Fakta itu diungkapkan Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) dalam keterangannya tertulisnya yang diterima Tempo, Sabtu 26 November 2011. Data itu juga disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur, Kodim Tenggarong, Kementerian Pekerjaan Umum Bidang Jalan, dan Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Tenggarong.
Sejak peristiwa itu BNPB meminta BPPT melakukan audit teknologi. Sementara jembatan itu sedang dalam perbaikan karena terjadi penurunan kekuatan konstruksi akibat tabrakan pontoon dan beban kendaraan yang melintas. “Perbaikan dilakukan dengan mengencangkan dan mengendurkan baut,” kata juru bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 26 November 2011.
Saat perbaikan, kata Sutopo, jembatan yang menjadi jalur alternatif utama lalu lintas Tenggarong Seberang-Tenggarong Kota ini tidak ditutup. Jembatan yang diresmikan mantan Presiden Soeharto pada 1987 ini runtuh dalam waktu 30 detik setelah tali-tali penyangga jembatan gantung ini satu per satu putus.
Syakrani, 24 tahun, korban selamat ambruknya jembatan itu menuturkan, sebelum runtuh, puluhan kendaraan antre untuk jalur kiri dengan tujuan Samarinda. Jalur kanan digunakan melintas menuju Tenggarong. "Kan macet saya keluar mobil untuk melihat penyebab macet, katanya ada perbaikan baut di bawah jembatan," kata Syakrani.
Kala itu ia membawa galon isi ulang. Di dalam mobil ia ditemani seorang kernet bernama Taufik. Saat ia akan memasuki mobil, tiba-tiba jembatan miring ke kiri. Hanya dalam hitungan detik, jembatan langsung ambruk ke Sungai Mahakam. "Saya sempat tercebur, tapi langsung naik ke permukaan. Teman saya Taufik belum ada kabar," katanya.
Syakrani memperkirakan jumlah manusia di atas jembatan itu mencapai ratusan. Pukul 16.30 WITA merupakan jalur padat di jembatan sepanjang 900 meter itu.
Hingga saat ini dilaporkan ada empat orang yang meninggal dunia, lima orang luka berat, dan enam orang petugas perbaikan tercebur dan menghilang. Kerugian material yang terjadi selain rusaknya jembatan adalah tenggelamnya empat unit mobil dalam peristiwa ini.
Seluruh jenazah dibawa ke Rumah Sakit Pari Kesit Tenggarong untuk dilakukan otopsi. Sedangkan korban luka mendapatkan perawatan.
FIRMAN HIDAYAT | FRANSISCO ROSARIANS